GATRABALI.COM, TABANAN – Gubernur Bali 2018-2023, Wayan Koster, melakukan kunjungan ke Pura Manik Toya yang terletak di Banjar Umadiwang, Desa Batannyuh, Kecamatan Banjar, Tabanan, pada Senin, 4 November 2024.
Kunjungan ini bertepatan dengan pelaksanaan Karya Agung Ngenteg Linggih Padudusan Agung Mupuk Pedagingan dan Tawur Bali Sumpah yang diadakan di Pura Pucak Empelan Dalem Semeru, Marga, Tabanan.
Dalam kunjungan tersebut, Koster yang didampingi Anggota DPRD Tabanan, Putu Eka Nurcahyadi, serta beberapa tokoh lainnya, mengunjungi Pura Manik Toya.
Ia berinisiatif melihat langsung kondisi pura ini karena pada Oktober 2022, dirinya turut membantu pembangunan pura setelah terdampak bencana banjir.
Banjir Tukad Yeh Sungi kala itu menggenangi lokasi pura hingga setinggi 2,5 meter, menghancurkan sejumlah bangunan dan pelinggih dengan total kerugian diperkirakan mencapai Rp 2,5 miliar.
Sebagai Gubernur Bali, Koster tidak tinggal diam setelah bencana tersebut. Ia bersama timnya langsung turun ke lokasi bencana di Tabanan dan beberapa kabupaten lainnya untuk memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak.
Meskipun Bali masih dalam proses pemulihan ekonomi pasca Covid-19, Koster tetap berusaha hadir bagi masyarakat yang membutuhkan.
Setelah mengunjungi Pura Manik Toya, Koster melanjutkan perjalanan ke Pura Pucak Empelan Dalem Semeru untuk mengikuti Karya Agung. Dalam acara ini, hadir pula Bupati dan Wakil Bupati Tabanan periode 2020-2024, Gede Sanjaya dan Made Dirga, serta berbagai tokoh penting lainnya.
Pada kesempatan ini, Koster dan Giri Prasta menyerahkan dana punia sebagai sumbangan kepada pengurus pura. Kegiatan ini diakhiri dengan persembahyangan bersama di pura.
Sebelum meninggalkan lokasi, momen menarik terjadi ketika Koster menghampiri sekaa gong yang terdiri dari ibu-ibu. Gubernur asal Sembiran ini menikmati alunan gamelan hingga selesai dan memberikan pesan agar sekaa gong di Desa Adat setempat terus dilestarikan sebagai identitas budaya Bali.
Ia juga berharap agar regenerasi sekaa gong dapat dijaga di setiap desa adat di Bali dan memberikan dana apresiasi untuk memotivasi para penabuh gamelan.
Para penabuh gamelan menyampaikan terima kasih kepada Koster dan meminta untuk berpose bersama sebelum ia dan rombongan meninggalkan lokasi karya agung. (gb)
