GATRABALI.COM, DENPASAR – Dinamika Pilkada Bali 2024 kembali mencuat dengan pembatalan sejumlah agenda penting yang dirancang untuk mendekatkan calon gubernur dan wakil gubernur kepada masyarakat, khususnya komunitas akademik di Bali.
Setelah Dialog Kebangsaan di Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) batal pada Kamis 14 November 2024, kini Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar juga membatalkan acara Kalangan Widya Mahardika: Uji Publik Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali yang semula dijadwalkan berlangsung pada Sabtu, 16 November 2024.
Acara di ISI Denpasar ini dirancang untuk menghadirkan kedua pasangan calon, Made Muliawan Arya-Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS) dan Wayan Koster-I Nyoman Giri Prasta (Koster-Giri), guna menyampaikan visi-misi mereka terkait tema Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali. Namun, ketidakhadiran paslon Mulia-PAS menjadi alasan utama pembatalan.
Presiden BEM ISI Denpasar, I Gede Aditya Nugraha S, menyatakan pihaknya menghormati keputusan paslon nomor 1 yang tidak dapat hadir, namun menilai bahwa tanpa kehadiran semua kandidat, esensi acara ini akan berkurang.
“Kami memutuskan untuk membatalkan acara ini karena pentingnya menghadirkan kedua pasangan calon secara langsung. Kami berharap masyarakat memahami keputusan ini,” ungkap Aditya.
Sementara itu, paslon Koster-Giri yang sebelumnya menunjukkan komitmen dengan hadir di acara diskusi Aliansi BEM Se-Bali pada Minggu 10 November 2024, tidak dapat hadir kali ini karena padatnya agenda kampanye.
Pembatalan serupa juga terjadi pada Dialog Kebangsaan yang dirancang oleh Undiknas pada Kamis 14Â November 2024. Rektor Undiknas, Nyoman Sri Subawa, menjelaskan bahwa keputusan diambil setelah paslon Mulia-PAS mengonfirmasi ketidakhadiran mereka.
“Kami menghormati keputusan mereka, namun acara ini didesain untuk menghadirkan kedua paslon. Tanpa kehadiran keduanya, kami merasa konsep acara tidak terpenuhi,” ujar Subawa.
Pihak Undiknas sempat menerima usulan dari tim Mulia-PAS untuk mengirimkan perwakilan tim kampanye mereka. Namun, usulan ini ditolak karena dinilai tidak sesuai dengan tujuan acara.
“Acara ini dirancang untuk dialog langsung, bukan hanya diwakili tim pemenangan,” tegas Subawa.
Paslon Koster-Giri sebelumnya menunjukkan komitmen demokrasi dengan hadir di diskusi Aliansi BEM Se-Bali di Monumen Bajra Sandhi Renon. Kehadiran mereka diapresiasi oleh mahasiswa, dengan sesi diskusi yang berlangsung santai dan penuh data. Namun, ketidakhadiran Mulia-PAS pada acara tersebut menjadi catatan tersendiri di tengah proses Pilgub Bali 2024.
Rektor Undiknas dan Presiden BEM ISI Denpasar sama-sama berharap bahwa di masa mendatang, kedua paslon dapat lebih berkomitmen untuk menghadiri acara-acara serupa.
“Kami ingin membuka ruang diskusi yang sehat dan objektif demi demokrasi yang lebih baik,” tutup Subawa.
Pembatalan dua acara besar ini mencerminkan dinamika yang terjadi dalam Pilgub Bali 2024. Meskipun padatnya agenda kampanye menjadi alasan utama, masyarakat dan komunitas akademik tetap menantikan ruang dialog terbuka yang memberikan kesempatan untuk mendalami visi-misi para calon pemimpin Bali.(gb)