GATRABALI.COM, BULELENG – Lovina Festival (Lovfest) 2023 telah berhasil menarik perhatian tidak hanya para wisatawan mancanegara (wisman) dengan pertunjukan seni budaya yang memukau, tetapi juga menjadi ajang bagi para turis untuk mencicipi kuliner khas Buleleng.
Beberapa wisman terlihat membeli makanan khas Buleleng yang dijajakan di berbagai stan kuliner yang dibina oleh Dinas DagperinkopUKM Buleleng. Salah satunya adalah Alena Moréno dari Prancis.
Pada hari terakhir kunjungannya di Lovfest 2023, Alena menyempatkan diri untuk membeli bubur mengguh dan blayag khas Tejakula, yang dibungkus untuk dibawa pulang. Ini merupakan kali pertamanya mencicipi hidangan tersebut.
“Aku pernah mencoba nasi goreng dan gado-gado. Kuliner khas Bali juga pernah saya nikmati seperti pepes tuna,” ujar Alena.
Meskipun masakan khas Bali umumnya mengandung bumbu kuat dan rasa pedas, Alena tidak takut mencobanya. Bahkan, dia menyatakan dirinya sebagai penggemar masakan pedas.
“Masakan Bali sangat enak, rasanya pas, tidak terlalu kering, seperti pepes, aku memakannya juga dengan nasi,” tambahnya.
Dalam kunjungan berikutnya, Alena berencana untuk mencoba memasak masakan Bali sendiri. Dia tertarik untuk mengikuti kelas memasak dan ingin bereksperimen dengan berbagai bumbu dan rempah-rempah, serta memasak hidangan seperti nasi dan ayam.
Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Hector Cuenca, turis asal Spanyol. Dia mengaku sulit menjawab pertanyaan tentang makanan favorit di Bali karena dia menyukai semua masakan Bali.
“Aku suka masakan Bali karena cenderung sangat pedas, mungkin kebanyakan orang Barat tidak kuat memakan makanan pedas, tetapi aku menyukainya,” jelas Hector.
Setiap kali mengunjungi pedagang kuliner lokal, Hector merasa senang dengan pengalaman yang dia dapatkan. Dia menyukai konsep penyajian lauk dan sayuran yang disajikan secara menyeluruh, sehingga dia bisa memilih lauk favoritnya atau mencoba hidangan-hidangan baru.
Di sisi para pelaku usaha kuliner, Nyoman Sudi Paharta dari Desa Tejakula menjual masakan khas daerahnya, yaitu blayag dan mengguh. Bersama keluarganya, dia berkesempatan berjualan di stan UMKM kuliner tradisional yang dikelola oleh Dinas DagperinkopUKM Buleleng. Sudi mengaku bahwa beberapa wisman telah berbelanja di tempatnya.
“Lumayan, pada hari pertama aku mengikuti seluruh kegiatan di sini, ada sekitar 8 orang wisman yang membeli di stan kami, dan pada hari kedua juga ada beberapa wisman yang datang,” ungkapnya.
Sudi melihat bahwa kebanyakan wisman yang datang belum pernah mencicipi makanan khas Tejakula seperti yang dia tawarkan. Namun, karena cara penyajiannya yang unik, para wisatawan menjadi tertarik untuk mencoba hidangannya.
“Mereka tertarik melihat makanan yang unik di sini karena bahan-bahannya organik dan dibungkus dengan daun,” tambah Sudi.
Melihat antusiasme para wisman terhadap makanan tradisional yang dia jual, Sudi berharap masakan khas Desa Tejakula dapat dikenal lebih luas di kancah internasional melalui Lovfest 2023. (adv/gatra)