GATRABALI.COM, KARANGASEM – Gubernur Bali Wayan Koster kembali menegaskan komitmennya terhadap pelestarian budaya dengan menghadiri dan membuka secara resmi Paruman Agung III Pasemetonan Dukuh Bali di Kawasan Suci Pura Besakih, Selasa, 4 Maret 2025.
Kehadiran Koster dalam acara ini mendapat sambutan hangat dari para sesepuh dan anggota Pasemetonan Dukuh Bali.
Meski baru saja menyampaikan pidato penting dalam Rapat Paripurna di DPRD Bali, tanpa jeda istirahat, Koster langsung menuju lokasi acara. Gubernur Bali periode kedua ini mengungkapkan kebanggaannya bisa hadir dalam Paruman Agung yang mengusung semangat “Vasudhaiva Kutumbakam – Kita semua saudara.”
“Kita semua satu keluarga. Titiang berharap Pasemetonan Dukuh Bali terus menjaga budaya dan tradisi agar tetap lestari selamanya,” ujar Koster dengan penuh kehangatan.
Ketua Umum Pasemetonan Dukuh Bali, I Made Beru Suryawan, menyampaikan apresiasi mendalam atas kehadiran Gubernur Koster di tengah padatnya agenda pemerintahan.
“Suksma Murdaning Jagad Bali Pak Wayan Koster! Beliau luar biasa, belum sempat beristirahat setelah pidato di DPRD, langsung hadir untuk membuka Paruman Agung kita,” ujar Suryawan dengan penuh rasa hormat.
Selain itu, Suryawan juga menyampaikan selamat atas terpilihnya kembali Wayan Koster sebagai Gubernur Bali untuk periode kedua. Ia berharap Koster selalu mendapat perlindungan dalam menjalankan tugasnya dengan visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali.”
Dukungan penuh terhadap kepemimpinan Koster juga disampaikan oleh Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali, I Nyoman Kenak. Ia mengajak seluruh Pasemetonan Dukuh Bali untuk terus mendukung visi pembangunan budaya dan adat Bali yang telah diperjuangkan oleh Gubernur Koster.
“Pak Gubernur Koster adalah pemimpin yang berjuang keras mempertahankan adat dan budaya kita. Beliau harus kita dukung bersama,” tegasnya.
Acara yang berlangsung khidmat ini dipimpin oleh Jro Kadek Iwan Wira Wacana, dengan panitia yang diketuai oleh Ketut Puja. Kehadiran Gubernur Koster dalam Paruman Agung kali ini tidak hanya menunjukkan kedekatan seorang pemimpin dengan masyarakatnya, tetapi juga mempertegas komitmennya dalam menjaga warisan budaya Bali agar tetap lestari di tengah tantangan zaman.(gus/gb)