GATRABALI.COM, TABANAN – Wakil Gubernur Bali, I Nyoman Giri Prasta, menghadiri dan berdoa dalam Karya Agung Mamungkah, Ngenteg Linggih, Ngusaba Desa, serta Tawur Balik Sumpah Agung di Pura Khayangan Desa, Pura Desa Wanasari, Tabanan, pada Rabu, 2 April 2025.
Dalam kesempatan tersebut, Wagub Giri Prasta mengapresiasi semangat warga Desa Wanasari yang telah bergotong royong mewujudkan upacara Yadnya ini sejak berbulan-bulan sebelumnya.
“Warga dengan semangat ‘ngromba’ datang, tidak hanya meluangkan waktu dan tenaga, tetapi juga mengeluarkan biaya untuk mewujudkan karya agung ini,” ujarnya di hadapan ratusan warga yang antusias menyambutnya.
Wagub Bali juga menekankan bahwa semangat beryadnya warga sejalan dengan visi-misi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru.
“Hal ini mencerminkan keseimbangan antara manusia dan Sang Pencipta,” tuturnya.
Selain itu, ia menegaskan bahwa upacara ini memiliki nilai utamaning utama dalam mengingatkan generasi penerus tentang pentingnya upacara Ngusaba Dalem. Oleh karena itu, ia mendorong Bendesa Adat/Prawartaka Karya untuk membuat prasasti sebagai catatan sejarah karena upacara ini hanya dilaksanakan setiap 30 tahun sekali.
“Saya harap dibuatkan prasasti agar anak cucu kita mengetahui sejarahnya,” ujarnya.
Ia juga mengapresiasi berbagai sarana upacara yang masih dalam kondisi baik.
“Tidak ada sarana yang sudah jamuran atau berbau, menunjukkan standar yang baik dalam pelaksanaan Yadnya. Ini bisa menjadi contoh bagi desa-desa lain,” katanya.
Mantan Bupati Badung dua periode ini berharap rangkaian upacara berjalan dengan benar dan mautama.
“Upakara dan uparengga adalah sarana serta taksu jagat Bali yang utama. Saya berharap masyarakat tetap bersatu dalam melaksanakan upacara seperti ini. Dengan bersatu, setengah perjuangan telah berhasil, dan kita dapat membangun jembatan emas untuk generasi mendatang,” tutupnya.
Sebagai bentuk Ngastiti Bhakti Ring Ida Betara, Wagub Giri Prasta secara pribadi mepunia sebesar Rp50 juta.
Sebelumnya, Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya, dalam sambutannya mengakui semangat warga Desa Wanasari dalam melaksanakan Yadnya. Menurutnya, hal ini sesuai dengan sejarah Desa Wanasari yang pada zaman kerajaan bernama Taman Sari.
“Artinya, tempat yang sangat harum, benar-benar ‘mesari’. Ini tidak terlepas dari semangat warga dalam menjaga adat dan budaya,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Tabanan akan terus mendukung penyelenggaraan adat, agama, dan budaya yang dilakukan oleh krama.
“Sudah menjadi tugas pemerintah untuk mengayomi, mendukung, dan ngupasaksi upacara ini agar Jagat Bali tetap Kerthi dan Rahayu. Pemkab Tabanan pasti memberikan apresiasi serta penghargaan setinggi-tingginya kepada krama, karena salah satu cara melestarikan seni, adat, dan budaya adalah dengan konsep gotong royong,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Karya, Ida Bagus Putu Artawa, melaporkan bahwa Desa Wanasari terdiri atas lima banjar dengan jumlah 624 KK. Ia menyampaikan bahwa warga sangat antusias bergotong royong dalam pembuatan upakara Yadnya, sehingga tidak ada satu pun sarana yang dibeli.
“Lemah peteng, baik tua, muda, maupun anak-anak bersemangat turun tangan menyiapkan upacara ini. Kami juga urunan setiap bulan sebesar Rp40 ribu per KK,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa puncak acara akan dilaksanakan pada 12 April 2025, bertepatan dengan Purnama Kedasa, sedangkan puput karya akan berlangsung pada 24 Mei 2025.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Anggota DPR RI Dapil Bali, I Nyoman Adi Wiryatama, Wakil Bupati Tabanan, I Made Dirga, anggota DPRD Kabupaten Tabanan, serta sejumlah undangan lainnya. (gus/gb)