GATRABALI.COM, BADUNG – Kabupaten Badung terus memperkuat posisinya sebagai percontohan dalam pengelolaan sampah berkelanjutan. Hal ini dibuktikan dengan kunjungan kerja Pemerintah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan, yang datang untuk melakukan studi banding terhadap sistem pengelolaan sampah di Badung.
Sebanyak 80 orang rombongan dari Pangkep, yang dipimpin langsung oleh Bupati Muhammad Yusran Lalogau, diterima oleh Penjabat (Pj.) Sekda Badung Ida Bagus Surya Suamba di Ruang Kriya Gosana, Puspem Badung, Jumat, 20 Desember 2024.
Turut hadir dalam acara ini Kadis Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Badung I Wayan Puja, Kabid Pengelolaan Kebersihan dan Limbah B3 AA Gede Agung Dalem, serta sejumlah pejabat dari Kabupaten Pangkep, seperti Kadis LHK Akbar Yunus dan Kadis Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Djajang Andi Abbas.
Dalam sambutannya, Pj. Sekda Badung menjelaskan bahwa pengelolaan sampah di Badung menggunakan pendekatan terpadu dengan fokus pada pengurangan sampah sejak dari sumbernya.
“Kami mengutamakan pengelolaan sampah yang melibatkan teknologi modern, mulai dari pemilahan hingga pengolahan sampah menjadi energi atau kompos. TPST Mengwitani adalah salah satu model keberhasilan kami dalam pengelolaan sampah berkelanjutan,” ungkapnya.
TPST Mengwitani telah menjadi salah satu fasilitas unggulan dalam menangani limbah di Kabupaten Badung. Dengan pendekatan ramah lingkungan, fasilitas ini mengintegrasikan teknologi modern yang memungkinkan pengolahan sampah secara efisien. Model ini juga dilengkapi dengan sistem kerja sama bisnis-to-bisnis (B2B), di mana pihak ketiga mengelola sampah dengan Pemkab Badung sebagai regulator.
Bupati Pangkep Muhammad Yusran Lalogau memberikan apresiasi atas keberhasilan Kabupaten Badung dalam tata kelola sampah.
“Model seperti TPST Mengwitani sangat menginspirasi. Kami berharap kunjungan ini menjadi awal kerja sama yang saling menguntungkan antara Kabupaten Pangkep dan Kabupaten Badung, khususnya dalam mendukung program lingkungan berkelanjutan,” ujarnya.
Kegiatan studi banding ini diharapkan dapat membuka peluang kolaborasi antara dua kabupaten untuk mewujudkan pengelolaan sampah yang lebih baik dan mendukung program nasional dalam pelestarian lingkungan. (gb)
