Selasa, Maret 11, 2025
BerandaBaliKinerja Industri Jasa Keuangan di Bali dan Nusa Tenggara Stabil, Penyaluran Kredit...

Kinerja Industri Jasa Keuangan di Bali dan Nusa Tenggara Stabil, Penyaluran Kredit Tumbuh 8,30 Persen

GATRABALI.COM, DENPASAR – Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali melaporkan bahwa kinerja Industri Jasa Keuangan (IJK) di Provinsi Bali dan Nusa Tenggara pada Agustus 2024 tetap stabil dan resilien. Hal ini tercermin dari permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, serta profil risiko yang tetap terjaga.

Kepala OJK Provinsi Bali, Kristrianti Puji Rahayu, menyampaikan bahwa sektor perbankan menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam penyaluran kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK). Penyaluran kredit mencapai Rp225,96 triliun, tumbuh sebesar 8,30 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, meningkat dari 6,85 persen year-on-year (yoy).

“Kredit produktif mendominasi penyaluran dengan porsi sebesar 57,85 persen, di mana 36,69 persen di antaranya disalurkan untuk modal kerja, dan 21,16 persen untuk investasi,” ujar Kristrianti pada 11 Oktober 2024.

Baca Juga  Nuanu Hadirkan Art & Bali 2025, Art Fair Internasional Pertama di Bali dengan Konsep yang Berbeda

Pertumbuhan kredit investasi menunjukkan peningkatan signifikan sebesar Rp8,44 triliun, atau naik 21,44 persen yoy. Ini mencerminkan kepercayaan masyarakat yang semakin meningkat terhadap kondisi ekonomi di Bali dan Nusa Tenggara. Sebanyak 42,15 persen penyaluran kredit disalurkan kepada sektor non-usaha, sementara sektor perdagangan besar dan eceran menyumbang 25,29 persen dari total penyaluran kredit.

Selain itu, penghimpunan DPK juga mencatatkan pertumbuhan yang positif, mencapai Rp275,53 triliun atau meningkat 13,84 persen yoy. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan tabungan sebesar Rp18,96 triliun dan giro sebesar Rp9,06 triliun. Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat sebesar 82,01 persen, menurun dari 86,21 persen di tahun sebelumnya, karena pertumbuhan DPK yang lebih cepat dibandingkan penyaluran kredit.

Baca Juga  D’TIK Fest 2025 Resmi Disosialisasikan, Wawali Denpasar Tekankan Manfaat bagi Masyarakat

“OJK juga mencatat bahwa kecukupan modal Bank Perkreditan Rakyat (BPR) tetap kuat, dengan rasio likuiditas (Cash Ratio/CR) sebesar 14,77 persen dan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 35,26 persen. Ini menunjukkan bahwa permodalan perbankan di Bali siap menyerap risiko yang mungkin terjadi,” jelas Kristrianti.

Di sisi lain, jumlah investor pasar modal di Bali dan Nusa Tenggara terus mengalami peningkatan, dengan total 217.531 Single Investor Identification (SID), atau naik 25,06 persen yoy. Investor di produk reksa dana dan Surat Berharga Negara (SBN) masing-masing tumbuh 28,68 persen dan 24,03 persen yoy.

Baca Juga  Sinergi OJK Bali dan DSIK Indonesia, Wujudkan Industri BPR yang Tangguh

Sementara itu, piutang pembiayaan dari perusahaan pembiayaan di wilayah Bali dan Nusa Tenggara mencapai Rp18,72 triliun, tumbuh 13,47 persen yoy, meskipun mengalami perlambatan dibandingkan tahun sebelumnya.

Selama Oktober 2024, OJK Provinsi Bali akan menyelenggarakan berbagai kegiatan, seperti Bali Banjar Quiz dan Bali Financial Experience Festival (BALI FINEF) 2024 yang akan berlangsung pada 2-3 November. Acara ini digelar bekerja sama dengan Forum Komunikasi Lembaga Jasa Keuangan (FKLJK) Bali. OJK juga terus mendorong penyelesaian pengaduan melalui Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK), dengan total 637 pengaduan telah diterima hingga September 2024. (ism/gb)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments