GATRABALI.COM, BULELENG – Dunia perfilman Buleleng merayakan kehadiran sebuah karya luar biasa dalam wujud film yang mengangkat kisah romansa legendaris Jayaprana dan Layonsari.
Duet sutradara Satriya Kusuma dan Kusuma Wijaya telah menciptakan sebuah mahakarya yang menggugah dalam bahasa Bali khas Kabupaten Buleleng. Kabar menggembirakan ini terungkap dalam sebuah dialog interaktif di salah satu stasiun radio di Singaraja pada hari Senin, 25 Maret 2024.
Satriya Kusuma, sosok sutradara dan penulis berpengalaman, mengungkapkan bahwa film ini merupakan kelanjutan dari karyanya berupa buku berjudul “Jayaprana dan Layonsari”. Buku tersebut tidak hanya berisi kisah yang unik, tetapi juga merupakan hasil dari riset langsung di Desa Kalianget dan beberapa sumber lainnya.
Kusuma juga telah mengadaptasi bukunya ke dalam sebuah pementasan teater drama modern sebelum akhirnya dipilih oleh seorang produser untuk diangkat ke dalam sebuah film.
Dalam perjalanan pembuatan film ini bersama Kusuma Wijaya, tantangan besar adalah bagaimana menyajikan kisah yang berbeda dari yang biasa ditemui di masyarakat. Kusuma Wijaya, sutradara ternama di dunia perfilman, menyatakan bahwa alur cerita film Jayaprana dan Layonsari memang sangat berbeda dari kisah drama dan cerita tertulis lainnya.
Bahasa yang autentik khas Buleleng menjadi salah satu kekuatan film ini, memastikan bahwa emosi para aktor tergambar dengan cepat. Aktor-aktor yang dipilih melalui proses casting yang ketat juga telah membantu menghidupkan karakter-karakter dalam cerita ini.
“Menghadirkan nuansa positif dalam pertemuan antara hal-hal yang positif menjadi hal yang menarik dalam film ini,” ungkap Kusuma Wijaya.
“Berbeda dengan kebanyakan kisah Jayaprana dan Layonsari yang menggambarkan nuansa hitam putih antara kebaikan dan kejahatan, kami mengubahnya menjadi sebuah perdebatan antara kebaikan yang berpotensi menjadi yang paling baik.”
Satriya Kusuma dan Kusuma Wijaya mengundang seluruh masyarakat Bali untuk menyaksikan film ini secara bersama-sama pada tanggal 28 Maret 2024 mendatang. Film ini akan tayang serentak di 7 layar sinema, termasuk di Jakarta (Mega Bekasi dan Balai Kota Tenggerang), Mataram – Lombok (Epicentrum), serta Denpasar (Level 21, Living World, Kuta, dan Jimbaran).
Tidak ingin memberikan bocoran lebih lanjut mengenai isi cerita, kedua sutradara tersebut berharap penonton dapat menikmati setiap momen yang disajikan dalam film Jayaprana dan Layonsari. Sebuah pengalaman sinematik yang menggugah dan menghadirkan nuansa baru dalam kisah cinta legendaris tersebut. (adv/gb)