Selasa, Maret 11, 2025
BerandaBaliKoster-Giri Penuhi Undangan, Publik Nilai Ketidaksiapan Mulia-Pas

Koster-Giri Penuhi Undangan, Publik Nilai Ketidaksiapan Mulia-Pas

GATRABALI.COM, DENPASAR – Dialog Kebangsaan yang direncanakan oleh Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) dan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, yang diharapkan menjadi wadah diskusi terbuka bagi pasangan calon gubernur Bali, berakhir antiklimaks.

Acara yang dinantikan masyarakat Bali ini batal terlaksana akibat ketidakhadiran pasangan Made Muliawan Arya (Mulia) dan Agus Sudnyana (Pas), meskipun pasangan Wayan Koster dan Giri Prasta telah hadir dan siap berdialog.

Absennya Mulia-Pas menuai kekecewaan dari berbagai pihak, terutama publik yang mengharapkan forum ini menjadi ajang transparansi dan penajaman visi kedua kandidat. Ketidakhadiran mereka juga menimbulkan kesan bahwa pasangan calon 01 enggan menghadapi forum kritis yang diisi oleh mahasiswa dan akademisi.

Baca Juga  Bupati Jembrana Resmi Tutup Pagelaran Masikian Festival Tahun 2024

Di tengah jadwal kampanye yang padat, Koster-Giri menunjukkan komitmen tinggi terhadap dialog dengan masyarakat. Kehadiran mereka di acara ini dinilai sebagai bentuk penghormatan kepada undangan dari mahasiswa dan akademisi yang ingin mendengar langsung visi pembangunan Bali ke depan.

Pasangan ini bahkan telah mempersiapkan materi dengan matang untuk menyampaikan pandangan mereka terkait isu-isu kebangsaan, pembangunan berkelanjutan, dan solusi konkret untuk memajukan Bali.

“Pemimpin sejati hadir untuk berdialog, bukan menghindar. Publik membutuhkan transparansi, bukan retorika kosong,” ujar salah satu peserta dialog yang kecewa dengan pembatalan ini.

Baca Juga  DPRD Gianyar Periode 2024-2029 Dilantik, Sudarsana Janji Jalankan Amanah Masyarakat

Ketidakhadiran Mulia-Pas tidak hanya mengganggu jalannya acara, tetapi juga memunculkan persepsi negatif terkait kesiapan mereka dalam menghadapi forum terbuka. Dalam situasi seperti ini, publik secara alami membandingkan siapa yang lebih siap berdialog dan siapa yang lebih berkomitmen melibatkan masyarakat dalam diskusi.

Koster-Giri, yang rela mengorbankan waktu untuk menjawab undangan dialog, semakin memperkuat citra mereka sebagai pasangan yang siap memimpin dengan program konkret. Sebaliknya, absennya Mulia-Pas memberi kesan bahwa mereka belum siap menghadapi pertanyaan kritis dari publik.

Baca Juga  Koster-Giri dapat Dukungan Generasi Z, Fokus pada Infrastruktur dan Budaya Lokal

Batalnya Dialog Kebangsaan ini menjadi kehilangan besar bagi masyarakat Bali yang berharap mendapat informasi langsung dari kedua pasangan calon. Publik kini hanya bisa berharap Mulia-Pas akan lebih terbuka di forum-forum berikutnya, menjawab tuntutan masyarakat untuk berdialog secara transparan.

Acara ini seharusnya menjadi momen penting bagi kedua kandidat untuk memperlihatkan visi dan keberanian mereka dalam memimpin Bali. Namun, dengan situasi ini, masyarakat Bali semakin jelas melihat siapa yang benar-benar hadir untuk mereka, dan siapa yang masih menghindar dari panggung dialog terbuka.(gb)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments