GATRABALI.COM, DENPASAR – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Indonesia menggelar Pertemuan Pimpinan Lembaga Antikorupsi Negara-negara ASEAN atau ASEAN PAC ke-20 di Bali Beach Convention, Sanur, Bali, pada 2–5 Desember 2024.
Acara ini dihadiri delegasi dari negara-negara anggota ASEAN PAC, yakni Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, serta Timor Leste sebagai pengamat, dan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC).
Adapun beberapa pejabat KPK menjadi narasumber utama, yaitu Wakil Ketua KPK Johanis Tanak, Deputi Informasi dan Data Eko Marjono, serta Direktur PJKAKI Kartika Handaruningrum.
Pada hari pertama, KPK resmi menerima tongkat estafet keketuaan ASEAN PAC dari Laos untuk periode November 2024–November 2025. Dengan tema “Advancing Collaborative Actions through Technological Innovation in the Fight Against Corruption,” KPK berkomitmen meningkatkan kolaborasi antaranggota melalui teknologi untuk memberantas korupsi.
Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata, menegaskan pentingnya kerja sama regional berbasis teknologi dalam mengatasi tantangan lintas batas, termasuk penyembunyian aset hasil korupsi.
“Korupsi bukan hanya menghambat pembangunan, tetapi juga merusak kepercayaan publik. Kolaborasi berbasis teknologi sangat penting untuk efektivitas pencegahan, pendidikan, dan penindakan,” ujarnya saat konferensi pers, pada Selasa, 3 Desember 2024.
Dalam forum ini, KPK memaparkan berbagai inovasi teknologi yang telah dikembangkan, di antaranya:
– E-LHKPN untuk pelaporan harta kekayaan penyelenggara negara.
– Pelaporan Gratifikasi Online, yang memudahkan pelaporan secara cepat dan efisien.
– Monitoring Center for Prevention (MCP) serta pengukuran Survei Penilaian Integritas (SPI), yang dapat diakses masyarakat untuk memantau upaya pencegahan korupsi.
Pada bidang pendidikan, KPK memperkenalkan Anti-Corruption Learning Centre sebagai platform pembelajaran antikorupsi, dan Anti-Corruption Film Festival untuk menyebarkan nilai-nilai antikorupsi melalui media digital.
Deputi Bidang Informasi dan Data KPK, Eko Marjono, meluncurkan e-booklet berjudul “Knowing about ASEAN PAC”, yang memberikan fakta singkat tentang evolusi ASEAN PAC sebagai organisasi antikorupsi regional. Buku ini dimulai pada masa keketuaan Kamboja tahun 2022 dan kini diluncurkan di bawah kepemimpinan Indonesia.
“E-booklet ini dirancang untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai peran ASEAN PAC dalam memerangi korupsi, baik di dalam kawasan maupun secara global,” jelas Eko.
Selain diskusi dan peluncuran e-booklet, pertemuan ini juga membahas review action plan 2023-2025 serta persiapan action plan 2026-2028.
Rangkaian acara akan ditutup dengan workshop bersama UNODC, pemutaran film antikorupsi, dan studi ekskursi ke Desa Panglipuran di Bangli, yang dikenal sebagai desa adat dengan nilai-nilai antikorupsi.
KPK berharap, pertemuan ini membawa dampak positif bagi upaya kolektif dalam memberantas korupsi di kawasan ASEAN.
“Selamat melanjutkan pertemuan ini, dan nikmati keindahan Bali,” tutup Alexander Marwata. (gus/gb)