Selasa, Maret 11, 2025
BerandaAgamaMemaknai Hari Saraswati, Ilmu Pengetahuan sebagai Jalan Menuju Kehidupan Mulia

Memaknai Hari Saraswati, Ilmu Pengetahuan sebagai Jalan Menuju Kehidupan Mulia

GATRABALI.COMBULELENGHari Suci Saraswati yang dirayakan oleh umat Hindu setiap Saniscara Umanis Wuku Watugunung menjadi momentum penting untuk memuliakan ilmu pengetahuan sebagai sumber kebijaksanaan dan kehidupan yang lebih baik.

Peringatan ini tidak hanya berlangsung di lingkungan sekolah dan kampus, tetapi juga di berbagai tempat lain, menandakan betapa ilmu pengetahuan memiliki peran penting dalam kehidupan manusia.

Menurut I Kadek Satria, S.Ag, M.Pd.H, Penyuluh Agama Hindu dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Buleleng, Saraswati berasal dari kata ‘Saras’ yang berarti sesuatu yang mengalir dan ‘Wati’ yang berarti memiliki. Sehingga, Saraswati dapat dimaknai sebagai yang memiliki sifat mengalir dan menjadi sumber utama ilmu pengetahuan serta kebijaksanaan.

Baca Juga  Ketut Lihadnyana, ASN Buleleng Harus Jaga Netralitas di Pilkada Serentak 2024

“Dengan ilmu pengetahuan, manusia dapat menjadi lebih bijak dalam menjalani kehidupannya,” ujarnya saat ditemui pada Sabtu, 8 Februari 2025.

Dalam ajaran Hindu, Saraswati diyakini sebagai Sakti dari Sang Hyang Brahma yang menciptakan alam semesta dengan ilmu pengetahuan sebagai fondasi utamanya. Oleh karena itu, aksara dianggap sebagai simbol Lingga Stana Sang Hyang Saraswati, yang kemudian diwujudkan dalam sarana upacara seperti jaje Saraswati yang berbentuk aksara Ongkara.

Baca Juga  Sosialisasi Pemilukada 2024, Menjaga Antusiasme dan Keterlibatan Publik di Buleleng

Pelaksanaan Hari Saraswati diawali dengan penghaturan banten Saraswati, Sodaan Putih Kuning, dan canang selengkapnya. Perayaan ini berlangsung hingga keesokan harinya dalam rangkaian Banyupinaruh, di mana umat Hindu melaksanakan asuci laksana seperti mandi dan keramas menggunakan air kumkuman sebagai bentuk penyucian diri. Setelah itu, umat melanjutkan dengan muspa, matirta, dan memohon berkah ilmu pengetahuan agar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

“Pada hari ini, masyarakat biasanya melakukan pemujaan di sekolah, kampus, hingga kepada orang-orang bijak atau balian. Hal ini karena ilmu pengetahuan juga berkaitan erat dengan taksu atau kekuatan spiritual yang diyakini memberikan ketaksuan bagi mereka yang mendalaminya,” jelas Kadek Satria.

Baca Juga  Pemkab Badung dan Ngawi Jalin Kerja Sama dalam Pembangunan Sektor Pertanian dan Pengelolaan Sampah

Selain itu, beberapa umat Hindu juga melaksanakan ritual Banyupinaruh di sumber-sumber air untuk membersihkan diri, baik secara fisik maupun spiritual. Ritual ini menjadi simbolisasi dari ilmu pengetahuan yang memberikan pencerahan dan pemurnian bagi kehidupan manusia.

“Rahajeng Nyanggra Rahina Suci Saraswati bagi semeton sedharma. Semoga ilmu pengetahuan yang kita pelajari dapat membawa kebijaksanaan dan keberkahan bagi kehidupan kita,” pungkasnya.(adv/gb)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments