GATRABALI.COM, BADUNG – Berbagai tradisi unik dapat disaksikan di hari Raya Galungan dibeberapa daerah di Bali. Mungkin salah satunya pasar tumpah di Desa Munggu, Kabupaten Badung ini.
Pasar tumpah terlihat hampir sama dengan pasar senggol ini memiliki keunikan tersendiri.
Selain pasar ini digelar hanya saat hari Raya Galungan dan Kuningan atau setiap enam bulan sekali.
“Pasar tumpah ini telah ada sejak dahulu seiring digelarnya ayunan kayu yang hanya dipasang saat Galungan hingga hari Raya Kuningan diawali dengan prosesi upakara terlebih dahulu di Desa Munggu,” ujar, Bendesa Desa Adat Munggu, Kabupaten Badung I Made Suwinda, Kemarin malam, Jumat 1 Maret 2024 saat ditemui langsung di Desa Munggu.
Dirinya menyebutkan, Adapun perbedaan pedagang dalam pasar tumpah sebelumnya dan kini.
Pasar tumpah terdahulu atau sebelumnya, para pedagang hanya para anggota warga di desa adat Munggu saja dengan sajian menu berupa makanan tradisional kala itu.
Sedangkan kini, para pedagang berbaur antara masyarakat di desa adat Munggu serta diizinkannya para pedagang luar desa adat Munggu ikut berjualan di pasar tumpah ini.
“Ya, dahulu kami-kami (Warga Desa Munggu) saja berjualan dengan menu tradisional di pasar tumpah ini.Kini kami beri kesempatan juga warga luar desa untuk ikut berjualan di sini (Desa Munggu),” paparnya.
Suwinda menyampaikan, aneka produk mulai kuliner hingga pernak pernik kebutuhan rumah tangga dijajakan di pasar tumpah saat ini.
Sembari Dirinya menambahkan, pasar tumpah ini dibuka jam 5 sore hingga 9 malam setiap harinya sepanjang rangkaian hari raya Galungan dan Kuningan atau setiap 6 bulan sekali.(gun/gb)
