Jumat, Mei 30, 2025
BerandaBaliPasca Blackout, Pemerintah Dorong Terminal LNG Sidakarya Jadi Solusi Krisis Listrik Bali

Pasca Blackout, Pemerintah Dorong Terminal LNG Sidakarya Jadi Solusi Krisis Listrik Bali

GATRABALI.COM, DENPASAR – Insiden pemadaman listrik skala besar yang melanda Bali awal Mei 2025 mengguncang aktivitas masyarakat dan sektor pariwisata.

Dalam beberapa jam, Pulau Dewata terjebak dalam gelap gulita akibat terhentinya pasokan listrik dari Jawa. Peristiwa itu menyadarkan semua pihak bahwa ketergantungan Bali pada pasokan eksternal tak bisa terus dibiarkan.

Merespons krisis tersebut, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Hanif Nurofiq, melakukan kunjungan kerja ke lokasi rencana pembangunan Terminal Liquefied Natural Gas (LNG) di kawasan Sidakarya, Denpasar. Dalam pernyataannya, ia membuka peluang untuk melanjutkan proyek strategis ini, asalkan seluruh aspek lingkungan diperhatikan secara ketat.

Baca Juga  Buka Mobile IP Clinic 2024, Sekda Dewa Indra Dorong Layanan Pencatatan Kekayaan Intelektual

“Bali sebagai destinasi global tidak cukup hanya bersih secara fisik, tapi juga harus tangguh secara energi. Energi bersih seperti LNG bisa menjadi jembatan menuju kemandirian energi yang lebih berkelanjutan,” ucap Menteri Hanif saat berdialog dengan masyarakat Sidakarya pada Selasa, 27 Mei 2025.

Meski demikian, Hanif menegaskan bahwa pembangunan terminal LNG harus diawali dengan kajian lingkungan yang menyeluruh. Ia menyoroti pentingnya mempertimbangkan dampak terhadap biota laut, ekosistem pesisir, serta aspek kesehatan masyarakat.

“Kami akan meninjau secara detail dokumen AMDAL. Proyek ini tidak boleh menambah beban ekologis. Harus jelas mitigasinya dan dapat dipastikan manfaatnya bagi masyarakat,” tegasnya.

Baca Juga  Dari Bali hingga Maladewa: 5 Pulau Terbaik untuk Liburan Impian

Menurutnya, jika semua prosedur dan analisis risiko dijalankan dengan benar, Terminal LNG bisa menjadi solusi jangka panjang atas persoalan energi di Bali—mengurangi ketergantungan dari luar dan memperkuat ketahanan energi lokal.

Dari sisi masyarakat adat, sinyal dukungan pun mulai muncul. Jero Bendesa Adat Sidakarya, Ketut Suka, menyampaikan bahwa forum desa sudah membahas rencana pembangunan sejak tahun 2022. Mayoritas warga, menurutnya, memberikan persetujuan dengan beberapa catatan penting.

“Warga mendukung selama pembangunan dilakukan secara terukur dan memperhatikan kenyamanan serta keselamatan lingkungan sekitar. Jangan asal bangun, tapi perhatikan tatanan desa dan adat,” ujar Ketut.

Baca Juga  Polda Bali Gencarkan Patroli Malam, Dalam Masa Rekapitulasi Suara Pemilu

Kunjungan Menteri LHK ini menjadi tanda bahwa pemerintah pusat tidak akan membiarkan Bali terus bergantung pada jalur energi Jawa-Bali. Peristiwa blackout menjadi momentum untuk menata ulang sistem energi Pulau Dewata agar lebih mandiri dan adaptif terhadap krisis.

Dengan sinyal hijau dari pemerintah pusat dan pelibatan masyarakat lokal, Terminal LNG Sidakarya kini berada di jalur yang lebih pasti untuk diwujudkan—menjadi fondasi baru menuju Bali yang terang, mandiri, dan ramah lingkungan.(ism/gb)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments