GATRABALI.COM, DENPASAR – Duta Kabupaten Buleleng, yang diwakili oleh Sanggar Seni Bayu Teja Budaya dari Banjar Pamesan, Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt, berhasil memukau penonton di ajang Parade Gong Kebyar Anak-anak Pesta Kesenian Bali 2024.
Pada Selasa 25 Juni 2024, mereka membawakan garapan kearifan lokal Buleleng melalui permainan tradisional “Meslodoran” yang mendapat apresiasi tinggi dari penonton di Panggung Ardha Candra.
Selain “Meslodoran”, Sanggar Seni Bayu Teja Budaya juga menampilkan beberapa garapan seni lainnya seperti Tabuh Prananing Lumat dan Tari Pancasila. Penampilan mereka mencerminkan kekayaan budaya lokal yang masih terjaga.
Pembina Sanggar Seni Bayu Teja Budaya, I Putu Eka Juliana Putra, menjelaskan bahwa permainan tradisional Meslodoran tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan anak-anak di Desa Lokapaksa.
“Meslodoran adalah bagian dari warisan budaya kami yang penting untuk dilestarikan,” ujarnya.
Permainan Meslodoran dimainkan oleh dua grup, masing-masing terdiri dari empat orang. Grup pertama bertugas sebagai penjaga Meslodoran, sementara grup lainnya adalah pemain yang berusaha menerobos penjagaan. Permainan dimulai dengan tiga garis melintang sejajar dan satu garis membujur yang membagi tiga garis melintang tersebut di tengah.
Para penjaga Meslodoran masing-masing menempati posisi di atas tiga garis melintang: satu di garis depan, satu di garis tengah, satu di garis belakang, dan satu lagi di garis membujur. Tugas mereka adalah menjaga agar wilayah slodoran tidak dimasuki oleh grup lawan. Grup lawan harus melewati tiga garis melintang sejajar dan kembali ke posisi awal tanpa tersentuh oleh penjaga. Jika penjaga berhasil menyentuh salah satu pemain lawan, maka pemain tersebut dinyatakan gagal. Namun, jika grup lawan berhasil menerobos penjagaan dan kembali ke posisi awal tanpa tersentuh, mereka dinyatakan sebagai pemenang.
Permainan Meslodoran tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga mengajarkan anak-anak tentang kerja sama tim, strategi, dan keterampilan motorik.
“Melalui permainan ini, anak-anak tidak hanya bermain dan bersenang-senang, tetapi juga belajar tentang pentingnya kebersamaan dan kerja keras,” tutup I Putu Eka Juliana Putra.
Dengan menampilkan permainan Meslodoran, diharapkan kekayaan budaya yang hidup dan dinamis ini dapat menginspirasi lebih banyak generasi muda untuk mencintai dan melestarikan warisan budaya mereka.(adv/gb)