GATRABALI.COM, BADUNG – Penjabat (Pj) Gubernur Bali, S.M. Mahendra Jaya, mengapresiasi perhatian pemerintah pusat dalam menangani sampah kiriman yang menumpuk di kawasan Pantai Kuta dan sekitarnya.
“Saya sangat mengapresiasi perhatian pemerintah pusat terkait permasalahan sampah di Bali. Terima kasih atas kedatangan langsung para Bapak dan Ibu Menteri,” ujar Mahendra Jaya dalam aksi bersih-bersih di Pantai Kuta, Badung, Sabtu 4 Januari 2025.
Menurut Mahendra Jaya, fenomena menumpuknya sampah di Pantai Kuta merupakan peristiwa musiman akibat arus laut yang membawa sampah dari luar Bali, terutama dari Pulau Jawa.
“Karenanya, kami terus mendorong upaya penanganan sampah yang juga melibatkan masyarakat,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa Bali telah memiliki peraturan tentang penanganan sampah berbasis sumber.
“Kami mendorong penyelesaian sampah di sumbernya, dengan pengolahan di skala rumah tangga hingga tingkat desa. Beberapa desa telah berhasil dan memberikan percontohan bagi desa-desa lain di Bali,” ungkapnya.
Kehadiran para menteri dalam aksi tersebut, lanjut Mahendra Jaya, memberikan semangat bagi pemerintah daerah dan masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan sampah di Pulau Dewata. “Sekali lagi, terima kasih atas dukungan dan kepedulian terhadap kelestarian dan keindahan alam Bali,” ucapnya.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menyatakan bahwa sampah kiriman di Bali menjadi perhatian bersama pemerintah pusat.
“Masalah ini dapat mengganggu pariwisata dan berdampak pada lingkungan hidup serta pangan. Bayangkan kalau dibiarkan, bisa lebih banyak sampah di laut daripada ikan,” tegasnya.
Zulkifli menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan.
“Sebagai negara kepulauan besar, kita harus bersatu menjaga lingkungan kita,” ujarnya.
Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menjelaskan bahwa sampah kiriman di Pantai Kuta meningkat saat musim angin barat antara Oktober-Maret.
“Pada 2024-2025, jumlah sampah diperkirakan lebih tinggi dibandingkan 2020-2021 yang mencapai 6.000 ton, sedangkan 2023 sekitar 2.900 ton,” paparnya.
Hanif menekankan pentingnya kolaborasi konkret dalam menangani sampah musiman ini. “Bali dengan reputasi pariwisata internasional perlu edukasi masif kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan,” tambahnya.
Sebanyak 2.115 peserta, termasuk pemerintah daerah, TNI, Polri, pelajar, mahasiswa Poltekpar Bali, komunitas, tenaga kebersihan, Satgas Kuta, desa adat, LSM, media massa, dan pegiat media sosial, berpartisipasi dalam aksi bersih-bersih tersebut meskipun diguyur hujan. Kegiatan ini juga dirangkai dengan penandatanganan MoU antara Kementerian LHK dan Kementerian Pendidikan Dasar RI untuk edukasi penanganan sampah sejak usia sekolah.
Turut hadir dalam acara tersebut Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono, Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata Zita Anjani, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta, Pangdam IX/Udayana, Polda Bali, Korem 163/Wirasatya, serta perwakilan Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Kelautan dan Perikanan.(gus/gb)