Selasa, Maret 11, 2025
BerandaBaliBadungSampah Masih Menjadi Ancaman Ekosistem Mangrove di Tuban

Sampah Masih Menjadi Ancaman Ekosistem Mangrove di Tuban

GATRABALI.COM, BADUNG – Masalah sampah di kawasan hutan mangrove Desa Adat Tuban, Kuta, Badung, masih menjadi perhatian serius.

Sekretaris Kelompok Nelayan Wanasari, Agus Diana, menjelaskan bahwa terdapat dua sumber utama sampah yang mengancam kawasan tersebut, yakni sampah kiriman dari laut dan sungai.

Sampah dinilai menyebabkan tingkat kematian tinggi pada bibit mangrove yang berusia di bawah dua tahun.

“Sampah dari sungai, terutama Tukad Mati, mendominasi. Bendungan di Tukad Mati tidak memiliki jaring sampah, sehingga sampah seperti plastik, kayu, hingga barang besar seperti kulkas masuk ke hutan mangrove. Bibit yang baru ditanam kerap tersapu dan mati,” ujarnya beberapa hari lalu di Tuban, Badung.

Baca Juga  Desa Wisata Munduk Bestala Persembahkan Pesta Durian untuk Meningkatkan Popularitas dan Nilai Ekonomi Lokal

Ia menambahkan bahwa sampah laut biasanya datang saat musim angin timur. Hutan mangrove seluas 45 hektar di kawasan ini tidak hanya menjadi kotor, tetapi juga terganggu pertumbuhannya.

“Sampah yang menumpuk di akar mangrove muda mendorongnya hingga tumbang. Sekitar 15-30 ribu bibit mangrove berusia muda sangat rentan terhadap kerusakan akibat sampah,” bebernya.

Baca Juga  Penanganan Sampah dan Penataan Reklame Jadi Fokus Pj Gubernur Bali

Ia juga menyampaikan bahwa sampah tidak hanya berupa plastik, tetapi juga limbah rumah tangga seperti ember, kasur, hingga barang-barang besar.

Kelompok Nelayan Wanasari bersama relawan dari luar negeri rutin membersihkan sampah, mengumpulkan hingga beberapa karung per hari.

Agus Diana menegaskan perlunya solusi permanen, seperti pemasangan jaring sampah di bendungan Tukad Mati, untuk mencegah aliran sampah masuk ke hutan mangrove.

Baca Juga  Bupati Jembrana Pantau Uji Coba Mesin Pengolahan Sampah Jadi RDF di TPA Peh

“Kalau ada jaring sampah di bendungan, pekerjaan kami akan jauh lebih mudah. Sampah ini tidak hanya merusak mangrove, tetapi juga mencemari lingkungan,” pungkasnya.(gun/gb)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments