Rabu, Maret 12, 2025
BerandaBaliSLF Diharapkan Mampu Tingkatkan Pemahaman Literasi Lontar di Gedong Kirtya

SLF Diharapkan Mampu Tingkatkan Pemahaman Literasi Lontar di Gedong Kirtya

GATRABALI.com, BULELENG – Pemerintah Kabupaten Buleleng menyambut baik pelaksanaan Singaraja Literary Festival (SLF) gagasan dari Komunitas Mahima Indonesia yang merupakan wadah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan wawasan terhadap kesusastraan yang dimiliki oleh Kabupaten Buleleng.

Demikian disampaikan Penjabat Bupati Buleleng dalam sambutannya yang disampaikan oleh Kepada Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng Gede Dody Sukma Oktiva Askara saat membuka SLF 2023 di Gedung Sasana Budaya Singaraja, Jumat 29 September 2023.

Kadis Dody mengungkapkan bahwa SLF yang mengangkat situs Gedong Kirtya sebagai venue event multi yang merupakan salah satu warisan perpustakaan dan museum lontar di Indonesia, secara tidak langsung dapat memberikan dampak terciptanya kesadaran mencintai Kota Singaraja sebagai sebuah kota yang pernah menjadi pusat pemerintahan dan pusat pendidikan.

Baca Juga  Diduga Hilang Kendali, Truk Hantam Pohon Perindang di Hutan Cekik 

“Untuk itu, melalui festival ini diharapkan dapat memberikan multiplier effect bagi masyarakat Buleleng khususnya dan masyarakat Bali dan Indonesia pada umumnya. Tidak saja dalam bidang pendidikan tetapi juga sosial dan ekonomi,” jelasnya.

Ditambahkan, secara spesifik SLF yang merupakan wadah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan wawasan terhadap kesusastraan sehingga Kota Singaraja menjadi tujuan pendidikan dan menjadi pusat berkembangnya intelektualitas dan kreativitas nantinya.

Sementara itu Direktur SLF Kadek Sonia Piscayanti mengatakan tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membangkitkan kebanggaan masyarakat Buleleng karena memiliki Gedong Kirtya yang merupakan satu satunya lontar manuskrip terbesar yang ada di Indonesia.

Baca Juga  Berenang di Tukad Aya, Bocah 13 Tahun Tengelam

“Jadi SLF ini adalah festival kesusastraan yang berbasis dari lontar-lontar lama dari Gedong Kirtya. Masyarakat Buleleng harus bangga dan mau mempelajari lontar yang ada di disana,” jelasnya.

Sonia menjelaskan, kegiatan festival yang diselenggarakan selama 3 hari ini mulai tanggal 29 September sampai dengan 1 Oktober 2023 akan memvisualisasikan lontar-lontar yang ada di Gedong Kirtya melalui bentuk kesenian seperti pementasan, teater, dongeng, puisi dan yang lainnya.

Baca Juga  Gelombang Tinggi Diperkirakan Berpotensi Terjadi di Perairan Bali

“SLF ini secara tidak langsung akan mengajak generasi muda untuk bisa melestarikan lontar. Ayo kita pelajari dan alih bahasakan lontar itu menjadi bahasa Bali, Indonesia ataupun bahasa Inggris agar bisa mengglobal nantinya,” imbuhnya.

Untuk diketahui, kegiatan ini mempunyai 30 lebih program dan melibatkan audiens bukan dari Singaraja saja melainkan dari seluruh Indonesia bahkan sampai iternasional.

“Sekitar ratusan orang terlibat di SLF ini, karena ada sesi online nya juga. Diharapkan ke depan SLF ini dapat dilakukan secara berkelanjutan untuk dapat mempelajari lontar lontar yang belum sempat dipelajari di Gedong Kirtya,” tutupnya.(adv/gb)

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments