Rabu, Maret 12, 2025
BerandaBaliDinkes Buleleng Waspadai Lonjakan Kasus DBD

Dinkes Buleleng Waspadai Lonjakan Kasus DBD

GATRABALI.COM, BULELENG – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Buleleng beberapa bulan terakhir mengalami peningkatan sejak awal tahun 2024. Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Buleleng menunjukkan, hingga April 2024, tercatat sebanyak 716 kasus DBD.

Dinkes Buleleng Waspadai Lonjakan Kasus DBD
Dinkes Buleleng Waspadai Lonjakan Kasus DBD. Sumber foto: Kominfosanti Buleleng

Menanggapi hal ini, saat ditemui, Selasa, 30 April 2024, Kepala Dinas Kesehatan Buleleng, dr. Sucipto, menghimbau masyarakat untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan menerapkan tindakan 3M Plus secara rutin. Hal ini dilakukan guna menekan kasus DBD di Kabupaten Buleleng.

Baca Juga  Sekda Suyasa Lepas Jalan Santai Serangkaian Hari Pramuka ke-62

“Kami tetap menghimbau masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan dengan rutin melakukan 3M Plus, yaitu menguras bak mandi minimal seminggu sekali, menutup tempat penampungan air, dan membersihkan genangan air,” ujar dr. Sucipto.

Lebih lanjut, dr. Sucipto menjelaskan bahwa 3M Plus merupakan langkah pencegahan DBD yang paling efektif. Genangan air menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti, vektor penyakit DBD.

Hingga saat ini, dr. Sucipto menuturkan bahwa ada 15 wilayah dengan kasus DBD tertinggi di Buleleng. Diantaranya, Desa Gerokgak, Desa Patas, Desa Anturan, Desa Pejarakan, Desa Tukad Mungga, Desa Celukan Bawang, Desa Kalibukbuk, Desa Pemaron, Desa Panji, Desa Kerobokan, Desa Kayu Putih, Desa Loka Paksa, Desa Pengulon, Desa Kaliasem dan Kelurahan Banyuasri.

Baca Juga  Bupati Jembrana Dukung Penuh Ahmad Azmi Mewakili Bali di MTQ Nasional

Upaya fogging juga terus dilakukan di seluruh desa di Buleleng. Namun, dr. Sucipto menjelaskan bahwa fogging hanya dilakukan sebagai opsi terakhir. Hal ini karena fogging memiliki efek samping zat kimia yang dapat terpapar pada hewan dan barang-barang rumah.

Meski begitu, pihaknya juga melakukan fogging dengan mesin Ultra Low Volume (ULV), tentunya hal ini dilakukan setelah melalui kajian dan penyelidikan epidemiologi (PE) kasus DBD.

Baca Juga  KPK Luncurkan Penilaian Tahun 2024, Kabupaten Badung Terpilih Sebagai Percontohan Antikorupsi

“Kami juga melakukan upaya fogging ULV, di wilayah yang jumlah kasusnya tinggi dan berpotensi menyebabkan DBD. Jadi, di 15 desa tertinggi kita lakukan fogging ULV tentunya dengan PE, tidak serta merta ada kasus lalu dilakukan fogging,” sambungnya.

Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan menjaga kebersihan lingkungan, lakukan 3M Plus secara rutin, itulah kunci utama mencegah kasus DBD dan segera hubungi petugas kesehatan jika mengalami gejala DBD seperti demam tinggi, sakit kepala, dan nyeri sendi. (adv/gb)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments