Selasa, Oktober 8, 2024
BerandaBaliAkademisi Unwar Dorong Penggunaan Biopestisida di Kalangan Petani Jeruk Bali

Akademisi Unwar Dorong Penggunaan Biopestisida di Kalangan Petani Jeruk Bali

GATRABALI.COM, DENPASAR – Kesadaran akan pentingnya pertanian berkelanjutan semakin meningkat, mendorong para petani jeruk di Bali untuk mencari alternatif pestisida yang lebih ramah lingkungan.

Dalam rangkaian program pengabdian kepada masyarakat (PKM) yang diselenggarakan oleh Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa (Unwar), Dr. Ir. Ni Putu Anom Sulistiawati, M.Si, akademisi dari Prodi Agroteknologi, menyampaikan pentingnya penggunaan biopestisida bagi para petani jeruk.

Pada kegiatan sosialisasi dan pelatihan yang berlangsung pada Kamis, 25 Juli 2024, Anom Sulistiawati menekankan bahwa biopestisida memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan pestisida kimia sintetis.

“Biopestisida terbuat dari bahan-bahan alami seperti bakteri, jamur, atau ekstrak tumbuhan, sehingga lebih aman bagi manusia, hewan, dan lingkungan,” ujarnya.

Baca Juga  Pj Ketua PKK Bali Serahkan Bantuan kepada Lansia dan Disabilitas di Peringatan HLUN ke-28 di Buleleng

Anom Sulistiawati, yang juga menjabat sebagai Ketua Tim PKM, menjelaskan bahwa bahan alami seperti daun jeruk nipis dapat digunakan sebagai pestisida organik.

“Penggunaan bahan alami dari tumbuhan merupakan cara alternatif yang aman, mudah terurai di alam, dan tidak mencemari lingkungan. Daun jeruk nipis, misalnya, mengandung senyawa limonoida yang berfungsi sebagai larvasida,” tambahnya.

Jeruk nipis, dikenal juga sebagai lime atau limau, selain digunakan sebagai penyedap masakan dan obat-obatan, juga memiliki potensi besar sebagai pestisida organik. Setiap helai daun jeruk nipis mengandung ekstrak aroma yang terdiri dari berbagai jenis minyak esensial seperti citrus dan sitronelal, serta senyawa aktif seperti flavonoid, luteolin, dan limonene.

Baca Juga  Sebuah Mini Bus Terlibat Kecelakaan di Tabanan

Lebih lanjut, Anom Sulistiawati menjelaskan bahwa penggunaan biopestisida secara berkelanjutan dapat membantu menjaga keseimbangan ekosistem pertanian.

“Dengan mengurangi penggunaan pestisida kimia, kita dapat melestarikan populasi serangga bermanfaat seperti lebah, yang berperan penting dalam proses penyerbukan,” katanya.

Namun, meskipun memiliki banyak manfaat, penggunaan biopestisida masih menghadapi sejumlah tantangan. Ketersediaan yang terbatas, harga yang relatif mahal, dan efektivitas yang terkadang belum seoptimal pestisida kimia menjadi beberapa hambatan yang dihadapi para petani.

Baca Juga  Rip Curl Cup 2024, Gelaran Surfing Kelas Dunia di Padang Padang Dimulai

Anom Sulistiawati berharap, dengan semakin banyaknya petani yang beralih menggunakan biopestisida, kualitas dan kuantitas produksi jeruk di Bali dapat terus meningkat.

“Penggunaan biopestisida juga dapat berkontribusi pada upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan pertanian yang berkelanjutan,” tutupnya.

Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru dan mendorong para petani jeruk di Bali untuk lebih memprioritaskan penggunaan biopestisida demi tercapainya pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. (gus/gb)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments