GATRABALI.COM, BULELENG – Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah terus mendorong peningkatan budaya literasi sejak usia dini.
Salah satu langkah nyatanya adalah penyelenggaraan Lomba Bertutur Tingkat SD/MI se-Kabupaten Buleleng yang digelar pada 21–22 Mei 2025, dan diikuti oleh 53 siswa dari berbagai sekolah dasar.
Kegiatan ini bertujuan menghidupkan kembali tradisi bertutur sekaligus menanamkan kecintaan terhadap cerita rakyat yang sarat nilai budaya dan moral.
Wakil Bupati Buleleng, Gede Supriatna, yang hadir dan membuka acara secara resmi, menekankan pentingnya penguatan budaya literasi, terutama dalam hal membaca, menulis, dan menyampaikan gagasan secara lisan.
“Banyak anak kita yang masih butuh dorongan dalam kemampuan dasar literasi. Melalui lomba ini, kita ingin anak-anak tidak hanya gemar membaca, tapi juga berani menyampaikan cerita secara lisan dengan percaya diri,” ucap Wabup Supriatna dalam sambutannya, Rabu, 21 Mei 2025.
Ia juga menekankan bahwa tradisi bertutur bukan sekadar ajang lomba, melainkan wadah untuk melatih keberanian anak-anak tampil di depan umum, yang menjadi bekal penting dalam menghadapi masa depan.
“Dari kecil harus dilatih. Jangan takut salah. Ini bukan tentang menang, tapi bagaimana anak-anak belajar berani tampil dan berkomunikasi,” tegasnya.
Wabup Supriatna juga berharap kegiatan seperti ini dapat dilaksanakan secara rutin dan dikembangkan melalui kolaborasi lintas instansi, termasuk Dinas Kebudayaan.
“Literasi bukan sekadar membaca buku, tetapi memahami isi dan bisa mengekspresikan kembali gagasan secara utuh. Ini adalah bentuk investasi sumber daya manusia,” imbuhnya.
Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Buleleng, Made Era Oktarini, dalam kesempatan yang sama menjelaskan bahwa lomba ini menjadi bagian dari program pengembangan perpustakaan daerah, sesuai dengan amanat Peraturan Perpustakaan Nasional Nomor 12 Tahun 2024.
“Lewat lomba ini, siswa diajak mengekspresikan cerita rakyat melalui teknik bertutur. Sekaligus menanamkan nilai moral dan kecintaan terhadap budaya lokal,” ujarnya.
Adapun lomba ini dinilai oleh tiga dewan juri dari kalangan akademisi, yakni Dr. Drs. Ketut Suweca, M.Si, dan Ni Wayan Risna Dewi, S.Pd., M.Pd dari STAHN Mpu Kuturan Singaraja, serta Dr. I Putu Ari Sudiada, S.Pd., M.Pd dari STKIP Agama Hindu Singaraja.
Para pemenang akan memperoleh penghargaan, sementara peserta terbaik akan dipilih untuk mewakili Kabupaten Buleleng dalam ajang serupa di tingkat Provinsi Bali.(adv/gb)