GATRABALI.COM, BADUNG – Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa bersama jajaran melaksanakan persembahyangan pada puncak Pujawali Ida Betara di Pura Luhur Uluwatu, bertepatan dengan Rahina Anggara Kasih Medangsia, Selasa, 13 Mei 2025.
Turut hadir dalam rangkaian upacara ini, Wakil Bupati Badung Bagus Alit Sucipta, Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa, Ketua DPRD Badung I Gusti Anom Gumanti, Sekda Badung I.B. Surya Suamba, Ketua TP PKK Badung Nyonya Rasniathi Adi Arnawa, serta sejumlah tokoh dan pemangku kepentingan lainnya.
Pujawali yang dilaksanakan secara rutin setiap enam bulan ini diikuti dengan penuh khidmat oleh ribuan pemedek. Yang menarik, prosesi mulang pekelem yang biasanya digelar dari utama mandala pura, kini dilaksanakan di kawasan Seawall yang terletak di bawah tebing Uluwatu.
Pemindahan lokasi ini merupakan dampak positif dari selesainya proyek penguatan tebing melalui pembangunan Seawall oleh Pemerintah Kabupaten Badung.
“Dengan adanya Seawall ini, selain menjaga struktur tebing dan akses ke Pura Batu Metandal, juga memberi ruang baru bagi pelaksanaan upacara secara lebih nyaman dan khusyuk,” ujar Bupati Adi Arnawa.
Ia juga menegaskan kehadiran pemerintah dalam setiap rangkaian pujawali sebagai bentuk rasa bakti serta harapan agar Ida Betara senantiasa melimpahkan keselamatan dan kesejahteraan bagi masyarakat Badung dan Denpasar.
Penglingsir Puri Jro Kuta, I Gusti Ngurah Jaka Pratidnya atau Turah Joko, menyambut positif pelaksanaan upacara di lokasi baru, namun tetap mengingatkan pentingnya kesiapan infrastruktur permanen untuk prosesi di masa mendatang mengingat kondisi ombak di lokasi yang cukup besar.
Di sisi lain, Bendesa Adat Pecatu Made Sumerta kembali mengingatkan umat agar tidak menggunakan kantong plastik selama bersembahyang di kawasan pura. Sebagai bentuk dukungan terhadap Gerakan Bali Bersih Sampah, pihak desa adat menyediakan besek sebagai alternatif ramah lingkungan.
“Kami ingin menjaga kesucian pura sekaligus mendukung kebijakan pelestarian lingkungan. Besek disiapkan sebagai bentuk nyata komitmen itu,” ungkapnya.
Rangkaian pujawali kali ini tidak hanya menjadi momentum spiritual, tetapi juga menunjukkan sinergi kuat antara pemerintah, adat, dan masyarakat dalam menjaga warisan budaya dan alam Bali.(gus/gb)