GATRABALI.COM, BULELENG, – Lovina Festival dan Buleleng Development Festival, dua acara besar yang menjadi sorotan di Buleleng, tidak hanya menjadi ajang hiburan semata. Pemerintah Kabupaten Buleleng menyadari pentingnya mendukung angkringan kekinian di daerah ini karena angkringan telah membuktikan dirinya sebagai penggerak ekonomi masyarakat yang tak bisa dianggap sebelah mata.
Dalam perjalanan kuliner yang tak terduga, kami bertemu dengan pasangan suami-istri yang menginspirasi, Dewa Putu Bimantara dan Ni Made Ayu Pratiwi Maharani, di usaha mereka pada Minggu, 10 September 2023, di Kelurahan Penarukan, Buleleng. Mereka membagikan kisah sukses mereka dalam dunia kuliner yang sekarang menjadi sumber penghasilan utama mereka.
Dewa Putu Bimantara, atau yang akrab disapa Bima, dan istrinya tidak hanya menyuguhkan hidangan lezat, tetapi juga pengalaman pelanggan yang luar biasa. Mereka membuka outlet Cincha Thai Tea Singaraja yang menawarkan minuman dan makanan khas Thailand, sembari membuka lembaran baru dalam buku catatan bisnis mereka.
Pelayanan mereka yang ramah dan cekatan membuat pembeli merasa dihargai. Pesanan dapat tersaji dengan cepat dan rasa autentik dari hidangan mereka, beserta bumbu rahasia yang tak tertandingi, membuat pelanggan menjadi pelanggan tetap.
Bima memulai perjalanan bisnisnya saat masih duduk di bangku SMA. Dia selalu mencari peluang usaha saat waktu luang. Awalnya, dia menjual pulsa dan bahan bakar minyak di rumahnya. Namun, saat dia melanjutkan ke perguruan tinggi, kendala ekonomi hampir membuatnya putus asa. Dengan dukungan orang tuanya dan bantuan pinjaman, dia berhasil menyelesaikan pendidikannya pada tahun 2012.
Dengan tekad kuat, Bima membuka counter handphone di rumah orang tuanya, tetapi pandemi COVID-19 menghantam bisnisnya. Terinspirasi oleh beberapa pedagang kuliner, dia memutuskan untuk mencoba peruntungan di dunia minuman Thai Tea.
“Saat PPKM, aktivitas penjualan terbatas, dan saya hanya bisa berjualan hingga pukul 5 sore. Akhirnya, saya memutuskan untuk membuka outlet yang memungkinkan saya beroperasi lebih lama,” kata Bima.
Meskipun hanya memiliki tempat sederhana, pelanggan mulai berdatangan. Namun, outletnya mengalami masa sepi, bahkan pada beberapa hari dia hanya menjual satu gelas Thai Tea. Namun, dengan kecerdasannya, dia melihat kebun pisang miliknya sebagai peluang untuk mengembangkan bisnisnya.
“Dengan kebun pisang ini, saya memutuskan untuk menambah menu makanan berbasis pisang. Saya pikir, mengapa tidak?” katanya.
Dengan penambahan menu baru ini, outlet mereka kembali ramai pelanggan. Bahkan, pasangan ini mampu menghasilkan hingga Rp250 ribu sehari. Harga menu mereka sangat terjangkau, mulai dari Rp5 hingga Rp20 ribu, menawarkan berbagai minuman dan makanan kekinian yang diminati oleh berbagai kalangan, termasuk warga negara asing.
“Mungkin karena pilihan menu yang beragam, mulai dari makanan unggulan seperti kebab hingga corn dog, serta minuman seperti choco caramel yang sangat populer,” kata Bima.
Kisah sukses Bima dan istrinya adalah bukti bahwa dengan tekad kuat dan kreativitas, impian memiliki bisnis yang menguntungkan bisa menjadi kenyataan. Mereka tidak hanya berhasil menghadapi tantangan, tetapi juga membantu menggerakkan perekonomian lokal melalui usaha angkringan kekinian mereka di Buleleng. (adv/gatra)