GATRABALI.COM, JEMBRANA – Ketut Suastika, atau yang akrab disapa Cohok, bukan sekadar seorang anggota dewan yang menjalankan tugas legislatifnya dengan penuh tanggung jawab.
Di balik kesibukannya sebagai wakil rakyat, ia memiliki hobi yang sederhana namun penuh makna—berkebun dan menanam pepaya. Bagi Cohok, berkebun bukan sekadar aktivitas mengisi waktu luang, tetapi juga bentuk nyata kecintaannya terhadap alam dan kontribusi terhadap ketahanan pangan.
Hobi berkebun ini tidak hanya menjadi pelepas penat dari rutinitas politiknya, tetapi juga mencerminkan filosofi hidupnya yang sederhana dan membumi. Ia percaya bahwa dengan menanam, seseorang tidak hanya berkontribusi terhadap lingkungan, tetapi juga menunjukkan kemandirian dalam memenuhi kebutuhan pangan.
“Berkebun itu bukan sekadar menanam, tetapi juga belajar menghargai proses dan hasil yang kita upayakan sendiri,” ungkapnya.
Namun, lebih dari sekadar seorang penghobi kebun, Ketut Suastika adalah figur yang selalu hadir di tengah masyarakat. Kepeduliannya terhadap kebutuhan rakyat sudah tidak diragukan lagi. Ia tidak hanya mendengar aspirasi warganya dari balik meja, tetapi turun langsung ke lapangan untuk melihat dan mencari solusi nyata bagi setiap permasalahan yang ada. Dari urusan infrastruktur, pendidikan, hingga kesejahteraan sosial, Cohok selalu berusaha memastikan bahwa suara rakyat yang diwakilinya benar-benar didengar dan diperjuangkan.
Kesederhanaan dan kedekatannya dengan masyarakat menjadikannya lebih dari sekadar seorang pemimpin. Ia adalah sahabat bagi rakyatnya, seseorang yang selalu siap mendampingi dan berjuang bersama mereka. Sikapnya yang tidak berjarak dan mudah ditemui membuatnya semakin dicintai oleh masyarakat. Bagi mereka, Cohok bukan hanya wakil rakyat di parlemen, tetapi juga bagian dari keluarga besar yang selalu peduli dan mengayomi.
Dengan dedikasi dan pengabdiannya, Ketut Suastika menunjukkan bahwa seorang wakil rakyat tidak hanya bekerja di dalam gedung legislatif, tetapi juga hadir di tengah masyarakat, memahami kebutuhan mereka, dan berbuat nyata demi kesejahteraan bersama. Berkebun mungkin hanya satu sisi dari kehidupannya, tetapi dari sanalah ia mengambil filosofi untuk terus menanam kebaikan dan menuai kepercayaan dari rakyatnya. (kjm/gb)
