GATRABALI.COM, DENPASAR – Pemerintah Provinsi Bali, melalui Dinas Tenaga Kerja dan ESDM, berhasil memfasilitasi kepulangan tiga Warga Negara Indonesia (WNI) asal Bali yang terjebak dalam situasi krisis di Lebanon pasca serangan Israel.
Ketiga WNI tersebut, yang terdiri dari dua orang asal Kabupaten Buleleng dan satu dari Kabupaten Gianyar, telah tiba dengan selamat di Bali pada Selasa, 8 Oktober 2024 sore.
Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, menegaskan bahwa kepulangan para WNI ini merupakan bentuk nyata dari komitmen negara dalam melindungi semua warganya, tanpa terkecuali, termasuk yang berada di luar negeri.
“Negara, melalui Pemerintah Provinsi Bali, selalu hadir untuk melindungi WNI, terutama warga Bali yang kebetulan berada di kawasan konflik,” ujar Dewa Indra di Denpasar pada Rabu, 9 Oktober 2024.
Dewa Indra juga menekankan bahwa perlindungan ini diberikan tanpa memandang status mereka, baik sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) maupun bukan. “Siapa pun yang merupakan WNI, negara akan hadir untuk memberikan perlindungan di mana pun mereka berada,” tambahnya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan ESDM Bali, Ida Bagus Setiawan, menjelaskan bahwa ketiga WNI yang dipulangkan adalah Ni Kadek Sriari (21), Ketut Septiani (21), dan Ni Luh Suarnadi (40). Mereka sebelumnya diserahterimakan kepada Provinsi Bali di Kantor Badan Penghubung Provinsi Bali, Cikini, Jakarta Pusat, sebelum dijemput oleh Satgas PMI di Bandara I Gusti Ngurah Rai.
“Ketiganya dalam kondisi sehat dan telah diserahkan kepada pemerintah kabupaten masing-masing,” jelas Setiawan.
Lebih lanjut, Setiawan mengingatkan pentingnya kerja sama antara Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) dalam pengelolaan data PMI Bali di luar negeri, khususnya di daerah konflik. Kerja sama ini melibatkan basis data dari BP2MI dan BP3MI Bali, untuk mendapatkan informasi awal mengenai sebaran PMI asal Bali.
“Kami menghimbau masyarakat Bali, terutama pencari kerja atau calon PMI, agar mengikuti prosedur penempatan ke luar negeri sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Penting juga untuk memverifikasi informasi melalui Dinas Tenaga Kerja di Kabupaten/Kota atau Provinsi guna memastikan kejelasan lembaga dan prosedur penempatan kerja,” kata Setiawan.
Pemerintah Provinsi Bali menerima daftar evakuasi WNI dari KBRI Beirut pada 2 Oktober 2024, yang mencakup 21 WNI yang akan dievakuasi dari Beirut. Tiga di antaranya adalah PMI asal Bali yang bekerja sebagai terapis spa. Pada 4 Oktober, tim Pemprov Bali berhasil menghubungi salah satu PMI asal Buleleng, Ketut Septiani, yang mengonfirmasi bahwa mereka telah berada di Amman, Yordania, setelah melakukan perjalanan darat dari Beirut.
Selanjutnya, pada 7 Oktober 2024, seluruh WNI berangkat ke Jakarta menggunakan pesawat Emirates Airline EK 356 dari Dubai, dan tiba di Jakarta pada pukul 15.23 WIB dengan difasilitasi oleh Kementerian Luar Negeri RI. Setelah itu, Pemerintah Provinsi Bali menjemput ketiga PMI di Bandara Soekarno-Hatta dan menampung mereka sementara di Badan Penghubung Pemerintah Provinsi Bali.
Akhirnya, pada 8 Oktober 2024, ketiga PMI tersebut dipulangkan ke Bali menggunakan penerbangan NAM Air IN 2800 dan tiba di Bandara Ngurah Rai pada pukul 14.20 WITA. Di Lounge PMI Bandara Ngurah Rai, satu PMI diserahkan kepada perwakilan Pemerintah Kabupaten Gianyar dan dua PMI kepada perwakilan Pemerintah Kabupaten Buleleng, disaksikan oleh perwakilan BP3MI Bali, sebelum mereka dipulangkan ke daerah asal masing-masing. (gus/gb)