GATRABALI.COM, BADUNG – Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, menekankan pentingnya peningkatan kontribusi penurunan emisi karbon dalam menghadapi perubahan iklim global.
Hal ini disampaikan dalam acara Kick-Off Penyusunan Rencana Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim Provinsi Bali yang berlangsung di Swiss-Belhotel, Tuban, pada Senin, 27 Agustus 2024.
Dewa Made Indra menjelaskan bahwa setiap negara, termasuk Indonesia, diwajibkan untuk menyampaikan Nationally Determined Contributions (NDC) setiap lima tahun untuk mencapai puncak emisi global (peaking).
“Indonesia telah menyampaikan dokumen NDC, sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam menurunkan emisi karbon secara global. Kontribusi penurunan emisi harus meningkat setiap periode. Negara berkembang seperti Indonesia memerlukan dukungan untuk meningkatkan ambisi dalam mengurangi emisi karbon,” ungkapnya.
Sekda Dewa Made Indra juga menyoroti pentingnya penyusunan rencana aksi daerah.
“Daerah harus bergerak secara kolektif dengan rencana aksi masing-masing. Dokumen kualifikasi yang memenuhi syarat diperlukan untuk menurunkan emisi karbon di Provinsi Bali,” jelasnya.
Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup telah menjalankan berbagai program mitigasi perubahan iklim yang bertujuan untuk menurunkan emisi dan meningkatkan penyerapan gas rumah kaca dari berbagai sumber emisi.
Selain mitigasi, strategi adaptasi juga diperkuat untuk mengurangi dampak negatif perubahan iklim, seperti bencana iklim ekstrem di Bali, serta memaksimalkan manfaat positif dari perubahan iklim yang terkendali.
Dampak perubahan iklim di Bali sudah mulai terasa, dengan meningkatnya kejadian bencana seperti banjir, longsor, rob, dan kekeringan. Perubahan iklim juga berdampak pada kesehatan masyarakat, dengan peningkatan kasus DBD dan diare, serta sektor infrastruktur dan pertanian yang mengalami kerusakan akibat angin kencang, gagal panen, dan penurunan produktivitas di sektor peternakan dan perkebunan. Cuaca yang tidak menentu juga mengakibatkan pergeseran musim hujan dan kemarau, yang mengancam keanekaragaman hayati serta ekosistem darat, air tawar, dan laut.
Direktur Adaptasi Perubahan Iklim, Irawan Asaad, menekankan pentingnya identifikasi kerentanan perubahan iklim.
“Sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim. Oleh karena itu, identifikasi ini sangat penting untuk menyusun langkah adaptasi yang efektif,” jelasnya.
Dengan rencana aksi daerah yang sedang disusun, diharapkan Provinsi Bali dapat lebih efektif dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan meminimalkan dampak negatifnya, sambil memaksimalkan potensi manfaat yang dapat diperoleh. (gus/gb)