GATRABALI.COM, BADUNG – Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa, menghadiri acara melaspas dan peresmian Monumen Pahlawan Nasional Brigjen (Anumerta) I Gusti Ngurah Rai di Desa Carangsari, Kecamatan Petang, Badung, pada Jumat, 21 Juni 2024. Acara ini merupakan perwujudan penghargaan kepada pahlawan nasional yang juga Panglima I Kodam IX Udayana.
Acara tersebut dihadiri oleh berbagai pejabat penting, termasuk Perwakilan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Penglingsir Puri Carangsari, Puri Petang, Puri Ubud, Puri Karangasem, dan Puri Kesiman. Hadir pula Asisten bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Provinsi Bali I Dewa Gede Mahendra Putra yang mewakili Pj. Gubernur Bali, Forkopimda Provinsi Bali, Perwakilan Ketua DPRD Provinsi Bali, Komandan Lanal Denpasar Bali, Komandan Lanud I Gusti Ngurah Rai, serta perwakilan dari DPRD Badung, Forkopimda Badung, OPD Kabupaten Badung, Camat Petang AA. Ngr Raka Sukaeling, unsur Tripika Kecamatan Petang, dan tokoh masyarakat setempat.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati I Ketut Suiasa menjelaskan bahwa pembangunan dan perluasan Monumen I Gusti Ngurah Rai telah dimulai sejak tahun 2023.
“Pengadaan lahan seluas lebih dari 2 hektar ini menghabiskan anggaran sebesar Rp 18 miliar, sementara pembangunan fisik dan sarana pendukung lainnya menelan anggaran lebih dari Rp 24 miliar,” ungkapnya.
Suiasa menekankan bahwa pembangunan monumen ini adalah bentuk penghormatan kepada I Gusti Ngurah Rai dan pahlawan lainnya.
“Ini adalah wujud bakti kita kepada pahlawan kita dan warisan biologis dari I Gusti Ngurah Rai, sehingga nilai-nilai patriotisme, nasionalisme, dan ideologi kebangsaan kita selalu terjaga,” ujarnya.
Dia berharap semangat I Gusti Ngurah Rai tetap hidup dalam generasi selanjutnya dan diingat sebagai pahlawan yang akan selalu dikenang sepanjang zaman.
Desa Carangsari, tempat monumen ini berada, juga telah ditetapkan sebagai salah satu Desa Wisata. Suiasa menjelaskan bahwa monumen ini tidak hanya memiliki nilai ideologis, nasionalis, dan patriotisme, tetapi juga membawa dampak ekonomis bagi masyarakat setempat.
“Dengan monumen ini, Desa Carangsari akan menjadi destinasi wisata yang menarik, sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat,” jelasnya.
Perbekel Desa Carangsari, I Made Sudana, melaporkan bahwa pembangunan monumen ini dimulai dengan pembebasan lahan senilai Rp 18 miliar lebih, dilanjutkan dengan pembangunan fisik yang menelan biaya lebih dari Rp 24 miliar.
“Semua ini berkat bantuan dari Pemerintah Kabupaten Badung,” katanya.
Sudana juga menekankan pentingnya menghormati pahlawan nasional seperti I Gusti Ngurah Rai.
“Bung Karno pernah mengatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati para pahlawan. Kami berharap monumen ini menjadi tempat bersejarah yang menghidupkan kembali semangat kepahlawanan I Gusti Ngurah Rai,” ujarnya.
Acara ini diharapkan dapat menginspirasi masyarakat untuk selalu menghormati jasa para pahlawan dan mewarisi semangat perjuangan mereka dalam membangun bangsa dan negara. (gus/gb)