Kamis, April 24, 2025
BerandaBaliTradisi Bukakak Desa Giri Emas Resmi Masuk Warisan Budaya Tak Benda, Simbol...

Tradisi Bukakak Desa Giri Emas Resmi Masuk Warisan Budaya Tak Benda, Simbol Kesuburan dan Keharmonisan Alam

GATRABALI.COM, BULELENG – Tradisi Ngusaba Bukakak yang berasal dari Desa Giri Emas, Kecamatan Sawan, resmi tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Kabupaten Buleleng.

Tradisi ini kembali digelar secara khidmat pada hari Minggu, 13 April 2025, bertepatan dengan Purnama Sasih Kedasa.

Upacara sakral ini turut dihadiri Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra dan Wakil Bupati Buleleng Gede Supriatna, bersama jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di lingkungan Pemkab Buleleng.

Ketua Panitia, Wayan Sunarsa, menjelaskan bahwa Tradisi Bukakak merupakan simbol kesuburan tanah Desa Giri Emas. Ikon utama dari tradisi ini adalah wujud burung garuda yang terbuat dari ambu (daun enau muda) dan dihiasi dengan bunga kembang sepatu atau pucuk bang. Tradisi ini dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa dalam manifestasi-Nya sebagai Dewi Kesuburan.

Baca Juga  Festival Lelakut 2024 Digelar untuk Memperingati Kearifan Lokal dan Tradisi Sawah di Jembrana

“Ngusaba Bukakak adalah bentuk penghormatan atas kesuburan lahan dan hasil pertanian yang melimpah. Ini sekaligus memperkuat hubungan masyarakat dengan alam dan kekuatan spiritual,” ujar Sunarsa.

Tradisi ini juga menyimpan filosofi mendalam. Bukakak diyakini sebagai lambang penyatuan tiga sekta dalam ajaran Hindu, yakni Siwa, Wisnu, dan Sambhu. Hal itu tergambar dalam bentuk sesajen berupa seekor babi guling yang hanya dipanggang pada bagian punggungnya, sementara bagian bawahnya dibiarkan mentah. Dengan demikian, babi tersebut tampak memiliki tiga warna—merah, putih, dan hitam—sebagai simbol Tri Murti.

Baca Juga  Inovasi Ramah Lingkungan, Akademisi Unwar Dorong Pengrajin Kain Endek Klungkung

Yang tak kalah unik, tradisi ini hanya boleh dilaksanakan oleh warga dewasa yang telah menikah. Mereka mengenakan pakaian putih merah saat mengusung Bukakak. Sementara remaja atau yang belum menikah diperbolehkan membawa sarad alit dengan pakaian putih kuning sebagai penanda status mereka.

Tradisi Bukakak bukan hanya sekadar warisan budaya, tetapi juga mengandung pesan sosial dan spiritual tentang pentingnya menjaga keharmonisan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.(adv/gb)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments