GATRABALI.COM, BULELENG – Sebanyak 9 desa di Kabupaten Buleleng resmi dicanangkan sebagai Desa Cantik (Desa Cinta Statistik) untuk tahun 2024.
Desa Cantik merupakan program percepatan dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang bertujuan meningkatkan kompetensi aparatur desa dalam mengelola dan memanfaatkan data secara lebih efektif. Dengan data yang lebih terstruktur, perencanaan pembangunan desa diharapkan dapat lebih tepat sasaran.
Desa-desa yang terpilih untuk program ini adalah Desa Patas, Lokapaksa, Bengkel, Gobleg, Kayuputih, Alasangker, Sangsit, Tajun, dan Sambirenteng. Program ini bertujuan mendorong pemerintah desa agar lebih memahami pentingnya data statistik dalam pengambilan keputusan serta mendukung pembangunan desa yang berkelanjutan.
Penjabat (Pj) Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mewujudkan program Desa Cantik.
“Kolaborasi yang kuat akan memudahkan pelaksanaan program ini secara lebih terukur dan efektif, terutama dalam upaya pengentasan kemiskinan, pengurangan pengangguran, dan peningkatan kualitas pendidikan di desa-desa,” ujar Lihadnyana dalam pencanangan yang berlangsung di Rumah Jabatan Bupati Buleleng, Kamis 5 September 2024.
Lihadnyana juga menekankan pentingnya peran para camat sebagai ujung tombak dalam memastikan kelancaran program ini.
“Camat harus memastikan bahwa anggaran desa sejalan dengan program pengentasan kemiskinan, sehingga tidak ada tumpang tindih dan penggunaan anggaran bisa lebih efisien,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala BPS Singaraja, Bimbo Abdi Suardika, menjelaskan bahwa pihaknya akan terus memberikan pembinaan kepada 9 desa yang terpilih. Fokus pembinaan ini meliputi peningkatan literasi statistik serta pengelolaan data berbasis sistem yang lebih modern.
“Kami akan beralih dari cara manual ke sistem berbasis web yang dikelola oleh Diskominfo, sehingga pengelolaan data desa akan lebih efektif dan efisien,” ujar Bimbo.
Program Desa Cantik 2024 diharapkan bisa berkembang dan melibatkan lebih banyak desa pada tahun 2025. BPS juga berkomitmen untuk terus memberikan dukungan tanpa membebankan biaya bagi kegiatan literasi data statistik ini.
“Kami siap memberikan pembinaan dan dukungan penuh tanpa biaya tambahan,” tutup Bimbo.
Program ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Diskominfosanti, organisasi non-pemerintah, dan pemerintah desa, untuk memperkuat tata kelola data di Kabupaten Buleleng, dengan harapan membawa dampak positif bagi pembangunan desa.(adv/gb)