GATRABALI.COM, BULELENG – Inflasi di Kabupaten Buleleng menunjukkan stabilitas yang baik sepanjang tahun 2024, dengan inflasi kumulatif mencapai 0,52 persen hingga Juli. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 2,07 persen, serta inflasi tahunan 4,5 persen pada tahun 2023.
Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa, menyatakan bahwa inflasi bulan Juli tetap terkendali meskipun memasuki musim kemarau, yang biasanya mempengaruhi harga-harga komoditas. Beras menjadi penyumbang inflasi tertinggi, sementara cabai rawit mengalami kenaikan minimal sebesar 0,03 persen.
“Inflasi bulan Juli tetap terjaga meskipun memasuki musim kemarau. Beras merupakan komoditas dengan inflasi tertinggi, sedangkan cabai rawit hanya mengalami kenaikan kecil,” ujarnya pada Senin, 26 Agustus 2024.
Gede Suyasa menjelaskan bahwa saat ini tidak ada kebutuhan tindakan ekstra untuk mengatasi inflasi selain memantau harga beras. Dua perusahaan daerah telah disiapkan untuk melakukan pembelian beras dari luar daerah jika terjadi kekurangan pasokan. Jika stok beras tidak mencukupi di Bali, pembelian akan dilakukan hingga Banyuwangi dan dijual dengan harga lebih rendah di daerah.
Untuk menjaga kestabilan harga, Suyasa mengungkapkan bahwa pemerintah akan menggunakan dana Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk menutupi biaya transportasi. Selain itu, biaya bahan tak terduga akan sepenuhnya ditanggung oleh Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Buleleng agar tidak menambah beban biaya masyarakat.
“Kami memantau harga beras dengan cermat dan siap melakukan pembelian dari luar daerah jika pasokan beras kurang. Dana BTT APBD akan digunakan untuk biaya transportasi serta menangani biaya bahan tak terduga lainnya,” tambahnya.
Menurut Gede Suyasa, perbedaan signifikan antara inflasi tahun ini dan tahun lalu disebabkan oleh beberapa variabel, termasuk produksi, tingkat konsumerisme, dan pasokan. Tahun lalu, kelangkaan beras dan minyak goreng memicu inflasi tinggi, sementara saat ini situasi pasokan bahan pokok stabil.
“Tahun lalu, kelangkaan beras dan minyak goreng menyebabkan inflasi tinggi, namun saat ini pasokan bahan pokok stabil,” jelas Suyasa.
Lebih lanjut, Gede Suyasa mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Buleleng akan terus melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat dan luar provinsi untuk memastikan pasokan dan harga tetap terkendali. Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan inflasi tetap stabil dan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi tanpa gangguan signifikan. (adv/gb)