Rabu, April 30, 2025
BerandaBaliBupati Sutjidra dan Forkopimda Panen Perdana Jagung Arumba di Hutan Kota Singaraja

Bupati Sutjidra dan Forkopimda Panen Perdana Jagung Arumba di Hutan Kota Singaraja

GATRABALI.COM, BULELENG – Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra menegaskan komitmennya dalam mendorong pengembangan jagung arumba sebagai salah satu upaya meningkatkan ketahanan pangan di Kabupaten Buleleng. Ia juga menekankan pentingnya edukasi bagi petani dalam pembudidayaan komoditas ini.

Pernyataan tersebut disampaikannya saat menghadiri panen jagung arumba di Hutan Kota Singaraja, Kelurahan Banyuasri, Kecamatan Buleleng, pada Sabtu, 15 Maret 2025. Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Wakil Bupati Gede Supriatna, perwakilan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), dan tamu undangan lainnya.

Bupati Sutjidra menjelaskan bahwa jagung arumba merupakan varietas unggul dengan masa panen 60 hari. Dengan nilai ekonomi tinggi dan kebutuhan air yang minim, varietas ini sangat cocok dikembangkan di lahan kritis. Pada panen kali ini, jagung arumba telah ditanam sejak 15 Januari 2025, bertepatan dengan peringatan Hari Desa, dan berhasil dipanen pada 15 Maret 2025.

Baca Juga  Jaga Ketahanan Pangan, Pemkab Buleleng Rehabilitasi Jaringan Irigasi

“Jagung arumba ini sangat potensial untuk dikembangkan oleh para petani, terutama di lahan-lahan yang sulit mendapatkan air. Dengan masa panen yang singkat, petani bisa lebih sering mendapatkan hasil dan meningkatkan pendapatan mereka,” ujarnya.

Hutan Kota Singaraja telah ditetapkan sebagai kawasan pertanian terintegrasi yang bertujuan untuk memberikan edukasi kepada petani dan subak yang menghadapi kendala air. Pengembangan jagung arumba juga sejalan dengan program ketahanan pangan nasional serta mendorong pemanfaatan lahan tidur di Buleleng.

Hingga saat ini, sekitar 4.000 hektar lahan tidur telah dioptimalkan sebagai lahan pertanian terintegrasi, dan ke depannya, pemerintah daerah akan memperluas cakupan hingga puluhan ribu hektar lainnya di wilayah barat dan timur Buleleng.

Baca Juga  Dinas Pariwisata Bali Lakukan Pemantauan Pungutan Wisatawan Asin di DTW Uluwatu

“Melalui program percontohan ini, kami ingin menginspirasi petani agar lebih semangat menanam jagung arumba. Selain rasanya yang gurih, harga jualnya juga cukup tinggi. Ini merupakan bagian dari program 100 hari kami dalam bidang pangan untuk mencapai kemandirian pangan dengan memanfaatkan lahan kritis,” tambah Sutjidra.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Buleleng Gede Melandrat menjelaskan bahwa jagung arumba sering disebut juga sebagai jagung ketan karena memiliki cita rasa mirip ketan. Varietas ini saat ini tengah dikembangkan di Kecamatan Gerokgak, yang merupakan sentra produksi jagung ketan di Buleleng. Setiap harinya, dua hingga tiga truk jagung ketan dikirim dari Buleleng melalui Pelabuhan Sangsit ke Madura.

“Jagung arumba memiliki tekstur yang lebih halus dibandingkan jagung lokal. Tidak terlalu lengket tetapi tetap mempertahankan cita rasa khasnya. Kami akan terus memperbaiki galur murninya agar lebih optimal untuk dikembangkan di berbagai daerah,” kata Melandrat.

Baca Juga  Pj Ketut Lihadnyana Resmikan Areal Parkir di Pura Agung Pulaki

Ia menambahkan bahwa keunggulan lain dari jagung arumba adalah siklus panennya yang hanya membutuhkan waktu 60 hari, sehingga dalam setahun bisa dilakukan hingga lima kali panen. Hal ini jauh lebih efisien dibandingkan dengan jagung lokal yang baru bisa dipanen setelah enam bulan. Selain itu, harga jual jagung arumba lebih kompetitif, yakni Rp 5 ribu per tiga biji.

“Namun, produktivitas jagung arumba sangat bergantung pada penerapan standar teknis budidaya. Jika ditanam di lokasi yang tidak sesuai atau tidak memenuhi syarat pertumbuhan, hasilnya bisa kurang maksimal. Oleh karena itu, edukasi bagi petani menjadi kunci utama dalam pengembangannya,” pungkas Melandrat.(adv/gb)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments