Rabu, April 2, 2025
BerandaBaliDPRD Bali Gelar Tradisi Mebat Menjelang Akhir Masa Jabatan

DPRD Bali Gelar Tradisi Mebat Menjelang Akhir Masa Jabatan

GATRABALI.COM, DENPASAR – Dalam rangkaian piodalan di Pura Praja Udiana DPRD Bali pada Purnama Sasih Kasa, Saniscara Wage Prangbakat, para anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bali menggelar acara ‘mebat’ (membuat lawar) bersama pada Jumat, 19 Juli 2024.

Acara ini tidak hanya menjadi ajang untuk merayakan tradisi, tetapi juga sebagai momen kebersamaan dan perpisahan menjelang masa purna tugas mereka.

Adi Wiryatama, seorang politisi senior dari PDIP, menjelaskan bahwa kegiatan mebat bersama ini digagas untuk mempererat simakrama (kekerabatan) dan menjaga rasa persaudaraan di lingkungan kerja DPRD Bali.

Baca Juga  DPRD Bali Gelar Rapat Paripurna ke-20, Bahas Ranperda Perlindungan dan Pemberdayaan Peternakan

“Kalau sebelumnya kami berdebat di meja dewan, sekali-kali bolehlah kami mebat bersama-sama. Jadi tidak tegang karena urusan politik doang. Saya ucapkan banyak terima kasih kepada masyarakat Bali dan staf atas kepercayaannya yang diberikan selama memimpin DPRD Bali,” ujar Adi Wiryatama.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bali menggelar acara 'mebat' (membuat lawar) bersama pada Jumat, 19 Juli 2024.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bali menggelar acara ‘mebat’ (membuat lawar) bersama pada Jumat, 19 Juli 2024. sumber foto: gus/gb

Tradisi mebat, yang merupakan kegiatan masak-memasak untuk membuat masakan khas Bali yaitu lawar, telah menjadi bagian penting dari budaya masyarakat Bali yang mayoritas beragama Hindu. Dalam konteks ini, Adi Wiryatama menegaskan pentingnya melestarikan tradisi mebat tidak hanya di desa adat tetapi juga di gedung DPRD Bali.

Baca Juga  Rapat Paripurna DPRD Bali, Menuju Transformasi PT Jamkrida Bali Mandara Menjadi Perseroda

“Kita lestarikan bukan hanya di desa adat masing-masing asal para anggota dewan. Kita praktekkan di gedung wakil rakyat yang terhormat ini. Jadi lupakan politik sejenak. Selama ini dalam politik kita boleh beda, warna (partai) boleh beda pilihan, kalau urusan menyamabraya harus tetap terjaga,” kata mantan Bupati Tabanan dua periode ini.

Hal serupa juga disampaikan oleh Wakil Ketua I, I Nyoman Sugawa Korry, dan Wakil Ketua II, I Nyoman Suyasa. Mereka menyatakan bahwa tradisi mebat ini mencerminkan kebersamaan sesama umat Hindu di Bali, meskipun berbeda partai politik.

“Kita lupakan politik sejenak. Selama ini dalam politik kita boleh beda, warna (partai) boleh beda pilihan, kalau urusan menyamabraya harus tetap terjaga,” ujar Sugawa Korry.

Baca Juga  Pj Bupati Buleleng Dorong Ruang Publik Hijau di Penataan Jogging Track Singaraja

Sekretaris DPRD Provinsi Bali, I Gede Indra Dewa Putra, S.E., M.M., mengungkapkan bahwa kegiatan mebat bersama ini juga melibatkan para staf dan pejabat di Sekretariat DPRD Bali. Sementara itu, Suarjana menjelaskan bahwa kegiatan menyamebraya dalam rangka hari suci piodalan di Pura Praja Udiana selalu dilaksanakan setiap tahun.

“Semoga kedepannya pimpinan Anggota DPRD yang baru dapat melestarikan program ini untuk menjaga kebersamaan di DPRD Bali,” pungkasnya. (gus/gb)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments