GATRABALI.COM, DENPASAR – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuka secara resmi The 20th Principals Meeting of the ASEAN Parties Against Corruption (ASEAN-PAC) di Ballroom Bali Beach Convention, Sanur, Bali, pada Senin, 2 Desember 2024.
Pertemuan ini menjadi momentum penting bagi negara-negara ASEAN untuk memperkuat kerja sama dalam memerangi korupsi melalui pendekatan berbasis teknologi.
Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata, dalam sambutannya menegaskan pentingnya kolaborasi regional untuk menghadapi tantangan korupsi yang lintas negara.
“Korupsi tidak hanya melemahkan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga merusak kepercayaan publik. Kolaborasi berbasis teknologi dapat menjadi solusi efektif untuk memberantas korupsi secara bersama di kawasan ASEAN,” ujarnya.
Dengan mengusung tema “Advancing Collaborative Actions through Technological Innovation in the Fight Against Corruption”, pertemuan ini menghadirkan delegasi dari 10 negara ASEAN, Timor Leste sebagai observer, serta United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) sebagai tamu undangan.
Alex menekankan bahwa teknologi memegang peranan strategis dalam mendorong sinergi antarnegara ASEAN. Pemanfaatan perangkat digital dinilai mampu mempercepat proses berbagi informasi, investigasi bersama, hingga pemantauan secara real time. Namun, implementasi teknologi ini memerlukan dukungan sistem hukum yang kuat, kerangka kerja yang jelas, serta komitmen politik dari masing-masing negara anggota ASEAN-PAC.
Dalam kerangka kerja ASEAN, forum ASEAN-PAC telah menjadi bagian dari Blueprint Masyarakat Politik-Keamanan ASEAN sejak 2009. Alex berharap hasil pertemuan kali ini dapat menghasilkan rekomendasi konkret yang mendukung integrasi tugas ASEAN-PAC dalam komunitas ASEAN.
“Langkah ini akan memperkuat kerja sama regional dalam membangun kawasan Asia Tenggara yang bersih, transparan, dan akuntabel,” tambahnya.
Vilayvanh Boutdakham, Wakil Ketua State Inspection Authority (SIA) Laos, menyampaikan apresiasi atas kesiapan Indonesia sebagai tuan rumah.
Ia juga berharap kepemimpinan KPK sebagai ketua ASEAN-PAC selanjutnya dapat membawa forum ini menuju keberhasilan yang lebih besar.
“Kami percaya di bawah kepemimpinan KPK, ASEAN-PAC dapat menjaga nilai dasar ASEAN serta mendorong kawasan bebas korupsi. Kerja sama lebih lanjut akan sangat dinantikan,” ujar Vilayvanh.
Pertemuan yang berlangsung selama empat hari, dari 2-5 Desember 2024, akan mencakup berbagai agenda:
1. Hari Pertama: Peninjauan Rencana Aksi ASEAN-PAC 2023-2025 dan diskusi inovasi teknologi antikorupsi oleh delegasi Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, dan Filipina.
2. Hari Kedua: Pemaparan delegasi Singapura, Thailand, dan Vietnam, peluncuran E-booklet ASEAN-PAC, serta workshop bersama UNODC terkait penerapan UNCAC.
3. Hari Ketiga: Festival Film Antikorupsi (ACFFEST) yang menampilkan karya dari negara-negara ASEAN, disertai diskusi dengan sineas ternama.
4. Hari Keempat: Kunjungan budaya ke Desa Penglipuran dan Pura Tirta Empul untuk memperkenalkan kekayaan budaya Bali.
KPK berharap pertemuan ini menghasilkan langkah konkret untuk memperkuat kolaborasi antikorupsi di Asia Tenggara. Dengan dukungan teknologi, ASEAN-PAC diharapkan mampu menjadi pilar utama dalam menciptakan kawasan yang bersih dari korupsi.
“Semangat kerja sama dan rasa tanggung jawab bersama adalah kunci dalam mewujudkan ASEAN yang lebih baik,” tutup Alex. (*/gb)