GATRABALI.COM, TABANAN – Pemerintah Provinsi Bali, melalui Dinas Pariwisata, kembali melakukan monitoring pelaksanaan program Pungutan Wisatawan Asing (PWA) atau Tourism Levy Voucher (TLV) di sejumlah destinasi wisata unggulan.
Pada Rabu 4 Desember 2024 sore, tim monitoring menyambangi kawasan wisata Tanah Lot, Kediri, Kabupaten Tabanan, sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas dan keberlanjutan pariwisata Bali.
Tim monitoring ini melibatkan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pariwisata, Bank BPD Bali, organisasi pariwisata, serta pengelola Daya Tarik Wisata (DTW). Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun, menyatakan bahwa kegiatan ini dilakukan rutin untuk memastikan kelancaran implementasi pungutan yang berlaku sejak 14 Februari 2024.
“Selain pemantauan, kami juga melakukan sosialisasi program ini secara berkesinambungan, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional,” ujar Tjok Bagus.
Ia menambahkan bahwa hampir 90 persen pembayaran pungutan telah dilakukan sebelum wisatawan tiba di Bali, menunjukkan efektivitas sosialisasi yang telah dilakukan.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Tabanan, Anak Agung Ngurah Satria Tenaya, menyambut baik monitoring ini. Ia menegaskan bahwa selain mendukung pelestarian lingkungan dan budaya Bali, kenyamanan wisatawan juga harus menjadi prioritas utama.
“Proses monitoring harus dilakukan dengan santun dan baik, agar wisatawan merasa nyaman,” katanya.
Sementara itu, Kepala Divisi Humas DTW Tanah Lot, I Putu Erawan, menyatakan dukungan penuh terhadap program PWA.
“Kami siap mendukung program ini sesuai dengan aturan yang berlaku. Saat ini, Tanah Lot mencatat kunjungan harian sekitar 3.000–4.000 wisatawan, di mana 60 persen di antaranya adalah wisatawan mancanegara,” ungkapnya.
Selain pemerintah daerah dan pengelola wisata, monitoring ini juga melibatkan Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali, serta Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Bali.
Program PWA ini diharapkan tidak hanya mendukung keberlanjutan pariwisata Bali tetapi juga memperkuat posisinya sebagai destinasi kelas dunia yang ramah lingkungan dan berbudaya.
“Ke depan, kami akan terus mengevaluasi program ini untuk memastikan manfaatnya dirasakan oleh masyarakat Bali serta menjaga kenyamanan wisatawan,” tutup Tjok Bagus.(gus/gb)