GATRABALI.COM, KARANGASEM – Menjelang pelaksanaan Karya Ida Bhatara Turun Kabeh (IBTK) yang akan berlangsung pada Sabtu, 12 April 2025 di Pura Agung Besakih, Gubernur Bali Wayan Koster memimpin rapat koordinasi (rakor) yang digelar di Gedung Audio Visual Wyata Graha, Besakih.
Rakor ini diadakan pada 5 April 2025 untuk memastikan seluruh kesiapan teknis maupun non-teknis mendukung kelancaran karya agung tersebut.
Dalam rakor yang berlangsung pada Saniscara Paing, Warigadean itu, Gubernur Koster memilih untuk lebih banyak menyimak laporan dari berbagai pihak yang terlibat, termasuk penanggung jawab upacara, pengaturan lalu lintas, penyedia layanan kesehatan, hingga pemelihara jaringan komunikasi.
“Kami ingin memastikan bahwa arus lalu lintas menuju dan dari Besakih berjalan lancar. Pamedek yang datang harus merasa aman dan nyaman,” ujar Gubernur Koster.
Ia juga menyampaikan bahwa masyarakat Bali telah banyak menerima anugerah dan berkah dari Pura Besakih. Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak untuk melaksanakan ngayah sebagai wujud rasa syukur.
“Kita punya utang spiritual kepada Ida Bhatara di Pura Besakih. Maka dari itu, mari kita tunaikan tanggung jawab ini dengan sepenuh hati,” ucapnya.
Gubernur asal Desa Sembiran, Buleleng tersebut menegaskan pentingnya seluruh masyarakat dan pamedek mengikuti ketentuan yang tertuang dalam Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 8 Tahun 2025 mengenai tata tertib saat berada di kawasan suci selama berlangsungnya karya IBTK.
“Evaluasi rutin kita lakukan setiap tahun untuk menyempurnakan pelaksanaan karya. Pemerintah hadir sebagai fasilitator agar kegiatan ini berjalan khidmat dan tertib,” tambahnya.
Gubernur Koster juga menekankan bahwa sejak awal masa jabatannya, ia berkomitmen untuk merawat dan menjaga keagungan Pura Besakih. Berbagai fasilitas telah dibangun untuk menunjang kebutuhan umat dalam melaksanakan persembahyangan.
Ia turut menyinggung nilai historis dan spiritual dari Gunung Agung dan Pura Besakih, yang dalam berbagai teks suci disebut sebagai pusat spiritual Bali “Huluning Bali Raja” sekaligus “Madyaning Bhuwana” atau titik pusat dunia.
“Besakih adalah kawasan sakral yang sejak zaman kerajaan Bali kuno dikenal sebagai tempat memohon keselamatan hidup. Oleh karena itu, kawasan ini wajib dijaga kesuciannya dengan penuh rasa hormat,” tegas Koster.
Rapat koordinasi ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra, Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna, Kepala Badan Pengelola Kawasan Suci Besakih I Gusti Lanang Muliarta, Kapolres Karangasem AKBP I Nengah Sadiarta, Bendesa Adat Besakih Jro Mangku Widiartha, serta perwakilan perangkat daerah dan kabupaten/kota se-Bali.(gb)