Rabu, April 2, 2025
BerandaBaliSeni Tradisi Bergaung di Buleleng, Penyalonarangan Menghidupkan Kembali Sejarah Pesisir Utara Bali

Seni Tradisi Bergaung di Buleleng, Penyalonarangan Menghidupkan Kembali Sejarah Pesisir Utara Bali

GATRABALI.COM, BULELENG – Ribuan pasang mata tertuju pada panggung utama Ruang Terbuka Hijau (RTH) Bung Karno pada Sabtu malam, 17 Agustus 2024, saat Paguyuban Seniman Bali (PSB) Kabupaten Buleleng mempersembahkan Drama Tari “Penyalonarangan”.

Pertunjukan budaya yang jarang digelar di Buleleng ini menjadi salah satu daya tarik utama dalam rangkaian Buleleng Development Festival (BDF) 2024.

Dengan tema “Rakyān Purwasidhi Anglukat Lara Roga,” drama tari ini berhasil memukau penonton dari berbagai wilayah. Kisah yang diangkat bercerita tentang Purwasidhi, seorang tokoh sakti yang berjasa besar dalam menetralisir pengaruh ilmu hitam di pesisir utara Pulau Bali pada masa lalu.

Ketua Paguyuban Seniman Bali (PSB) Kabupaten Buleleng, Jro Olit, menjelaskan bahwa drama ini bukan sekadar cerita, tetapi juga simbol perjuangan untuk membawa kedamaian dan kesejahteraan bagi masyarakat pesisir utara Bali.

Baca Juga  Partisipasi Pemilih Cerdas Kunci Sukses Pemilu 2024

“Dahulu, pesisir utara terkenal dengan kekuatan ilmu hitam yang sangat hebat. Mpu Sidiman merasa perlu membersihkan kawasan ini, dan dalam prosesnya, beliau menemukan Tirta Amerta, sumber air suci yang melindungi wilayah ini dari pengaruh jahat,” ujar Jro Olit.

Pertunjukan ini tidak hanya menggambarkan pertempuran epik antara Purwasidhi dan seorang penguasa ilmu hitam, tetapi juga menonjolkan dukungan masyarakat setempat yang pada akhirnya membantu Purwasidhi dalam memenangkan pertarungan tersebut. Pagelaran ini disiapkan dengan sangat teliti, termasuk upacara dan persembahan di pura-pura untuk memastikan kelancaran pementasan.

Baca Juga  Buleleng Development Festival 2024, Inovasi Baru Semarakkan HUT RI ke-79 di RTH Bung Karno

“Pagelaran ini bukan hanya sebuah pertunjukan seni, tetapi juga penghormatan terhadap leluhur yang telah berjuang membersihkan segala malapetaka dan penyakit yang pernah melanda wilayah ini. Melalui seni ini, kami berharap dapat memperkuat hubungan antara generasi muda dengan warisan budaya yang sangat kaya,” tambah Jro Olit.

Kepala Bidang Kesenian Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, I Made Tegeh Okta Maheri, memberikan apresiasi tinggi terhadap kolaborasi antara pemerintah dan Paguyuban Seniman Bali dalam menyukseskan kegiatan ini. Menurutnya, pagelaran ini merupakan salah satu acara yang paling dinanti dalam rangkaian perayaan HUT ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Buleleng.

Baca Juga  Pemkab Buleleng Menguatkan Semangat Kebangsaan dan Nasionalisme Menjelang HUT RI ke-78

“Kegiatan budaya dalam Buleleng Development Festival ini berlangsung dari tanggal 16 hingga 22 Agustus 2024. Di hari pertama, kami telah sukses melaksanakan pembukaan dengan berbagai penampilan seni. Dan pada tanggal 17 Agustus, yang bertepatan dengan HUT RI ke-79, kami menampilkan drama Penyalonarangan oleh Paguyuban Seniman Bali Kabupaten Buleleng,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa kolaborasi antara pemerintah dan lembaga seni sangat penting untuk terus mendukung eksistensi dan pengembangan seni tradisional di Kabupaten Buleleng.

“Pagelaran seperti ini tidak hanya menunjukkan bahwa antusiasme masyarakat Buleleng dalam melestarikan seni tradisi masih sangat tinggi, tetapi juga mengguncang panggung Taman Bung Karno dengan kekuatan seni yang luar biasa,” ujarnya. (adv/gb)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments