GATRABALI.COM, BADUNG – Menjelang Hari Raya Galungan, permintaan dupa di Bali mengalami lonjakan hingga 200 persen.
Namun, peningkatan permintaan ini tidak sejalan dengan kapasitas produksi para perajin yang justru mengalami kendala karena minimnya tenaga kerja.
“Hampir seluruh Kabupaten di Bali permintaan dupa meningkat, bahkan mencapai 200 persen. Tapi produksinya justru menurun karena banyak tenaga kerja yang libur,” ungkap, I Putu Darta Yasa, Pelaku Usaha Rumahan Dupa di Desa Alas Baha, Kabupaten Badung, Sabtu (19/4/2025).
Ia menyebutkan, faktor liburnya tenaga kerja dipengaruhi oleh musim pernikahan dan juga banyaknya upacara kematian. Hal ini menjadi tantangan tahunan yang belum memiliki solusi pasti karena berkaitan dengan budaya masyarakat setempat.
“Tenaga libur karena banyak yang menghadiri upacara pernikahan atau kematian. Ini sudah jadi budaya, jadi tidak bisa dicegah. Kami tetap berproduksi seperti biasa, sebisanya,” tambahnya.
Menurut Darta Yasa, jenis dupa yang diminati beragam, ada yang beraroma harum dan ada juga yang mentahan tanpa wangi, tergantung permintaan pasar. Rata-rata dupa kiloan berisi sekitar 500 batang dan dipilih karena lebih hemat.
“Untuk harga tergantung kualitas. Yang paling murah sekitar Rp15 ribu per kilogram, dan yang kualitas tinggi bisa sampai Rp50 ribu,” ujarnya.
Meski menghadapi tantangan produksi, Darta Yasa optimis permintaan dupa akan terus meningkat mendekati hari raya Galungan Minggu depan.(gun/gb)