GATRABALI.COM, MACAU – SJM Resorts, S.A. (“SJM”) kembali menegaskan komitmennya dalam melestarikan dan mengangkat warisan budaya Makau melalui peluncuran Grand Lisboa Palace Art Gallery, sebuah ruang seni kreatif permanen yang berlokasi di Lantai 2 Grand Lisboa Palace Resort Macau.
Galeri ini menjadi tonggak penting dalam upaya memperkaya ekosistem budaya kota, memperkuat identitas multikultural Makau, serta menjadi panggung bagi kisah-kisah khas Makau untuk disuarakan melalui ekspresi seni kontemporer.
Acara peresmian galeri yang digelar hari ini dihadiri oleh sejumlah tokoh terkemuka dari berbagai kalangan. Tampak hadir perwakilan dari Pemerintah Makau, tokoh-tokoh dunia seni dan budaya, komunitas bisnis, serta media. Turut hadir pula Pansy Ho selaku Director of Sociedade de Turismo e Diversões de Macau (STDM), S.A., Chairman of the Board of Directors SJM Timothy Fok, dan Managing Director SJM Daisy Ho yang memberikan sambutan dalam acara tersebut.
Dalam sambutannya, Daisy Ho menekankan peran penting galeri ini dalam menghubungkan pariwisata dan budaya.
“Grand Lisboa Palace Art Gallery mewujudkan komitmen SJM dalam ‘Membentuk Pariwisata Melalui Kegiatan Budaya, dan Mempromosikan Budaya Lewat Pariwisata.’ Melalui pameran perdana bertajuk ‘The Lisboa, Stories of Macau’, kami menciptakan sebuah platform budaya yang inklusif untuk merawat kekuatan budaya (soft power) dan memperkuat keterhubungan publik terhadap warisan kota—menuturkan kisah Macau melalui perspektif kami,” ujarnya.
Daisy Ho juga menekankan bahwa galeri ini akan menjadi ruang kolaboratif bagi para talenta kreatif lokal dalam menghadirkan konten yang beragam dan berkualitas tinggi, demi memperkuat lanskap budaya serta mendukung industri kreatif yang berkelanjutan di Makau.
Sebagai pembuka, Grand Lisboa Palace Art Gallery menghadirkan pameran perdana bertajuk “The Lisboa, Stories of Macau” yang menjadi penjelajahan visual dan naratif atas perjalanan panjang Makau selama lebih dari lima abad. Pameran ini mengangkat sudut pandang manusiawi dari evolusi kota, mulai dari masa kejayaan perdagangan di era Dinasti Ming dan Qing, periode kolonial Portugis, hingga Makau kontemporer yang multikultural dan modern.
Pameran ini dimulai dengan film panorama 180 derajat berdurasi lima menit yang secara sinematik menggambarkan tonggak-tonggak sejarah Makau. Film tersebut memperlihatkan Makau sebagai pelabuhan dagang penting, simbol pertemuan budaya Tiongkok dan Barat, hingga masa kini sebagai pusat pariwisata dan hiburan. Visualisasi ini diperkaya dengan simbol naga, representasi dari semangat keturunan naga yang mengakar kuat dalam identitas masyarakat Tiongkok dan Makau.

Setelah pemutaran film, pengunjung diajak memasuki delapan zona tematik yang menyajikan elemen-elemen khas Makau, mulai dari kuil-kuil kuno, hotel ikonik, situs warisan budaya, hingga potret kehidupan masyarakat sehari-hari. Di zona utama, perhatian pengunjung langsung tertuju pada instalasi perahu naga emas yang menjadi simbol kemegahan maritim dan kekayaan budaya Makau.
Setiap zona dirancang untuk memberikan pengalaman yang imersif, dengan bantuan narasi personal, teknologi multimedia interaktif, hingga peta digital yang menyoroti lebih dari 30 landmark dan 50 kisah tersembunyi dari penjuru kota. Melalui teknologi seperti proyeksi digital, permainan interaktif, dan pengenalan suara berbasis AI, pengunjung dapat menyelami cerita dari berbagai perspektif—pengusaha, seniman, pelajar, hingga pengemudi becak—yang memperkaya narasi budaya Makau dari sisi yang lebih hangat dan manusiawi.
Salah satu highlight dari galeri ini adalah ruang pamer “The Lisboa Collection”, yang secara khusus didedikasikan untuk memajang koleksi seni istimewa dan langka. Pameran perdana bertajuk “Chinese Treasure: Qing Dynasty Court Art”menghadirkan sejumlah karya seni dari koleksi pribadi SJM dan STDM yang mencerminkan kemegahan dan estetika istana Dinasti Qing.
Di antara koleksi tersebut terdapat singgasana kaisar Kangxi, mangkuk porselen halus dengan motif khas istana, serta wadah dupa giok yang diukir dengan keahlian tinggi. Setiap karya tidak hanya menyampaikan keindahan seni klasik Tiongkok, namun juga menyimpan narasi sejarah yang memperkaya pemahaman pengunjung tentang warisan budaya Tiongkok yang turut membentuk identitas Makau.
Selain ruang pamer utama, Grand Lisboa Palace Art Gallery juga menghadirkan toko suvenir yang menawarkan produk-produk eksklusif hasil kolaborasi dengan seniman lokal dan merek independen kreatif Makau. Koleksi ini mencakup barang-barang unik bertema budaya Makau, yang menjadi media baru untuk menghidupkan kreativitas lokal dalam bentuk yang dapat dimiliki dan dikenang oleh pengunjung.
Toko ini juga menghadirkan pilihan buku seni kontemporer dari penerbit ternama dunia TASCHEN, dengan tema seni visual, desain, arsitektur, mode, hingga budaya pop, yang menjadikan galeri ini sebagai destinasi budaya lengkap bagi para pecinta seni dari seluruh dunia.
Lebih dari itu, Grand Lisboa Palace Art Gallery memiliki ruang kreatif terbuka yang memungkinkan seniman lokal maupun organisasi budaya internasional untuk mengadakan pameran, program seni, dan dialog lintas budaya. Ruang ini menjadi katalis penting bagi pertumbuhan seni lokal sekaligus membuka pintu kolaborasi global yang memperluas jangkauan dan pengaruh budaya Makau di kancah dunia.
Dengan kehadiran Grand Lisboa Palace Art Gallery, SJM Resorts telah menciptakan lebih dari sekadar ruang seni—ini adalah perwujudan visi jangka panjang dalam menyelaraskan pembangunan pariwisata dengan pelestarian budaya. Lewat pameran “The Lisboa, Stories of Macau”, galeri ini tidak hanya menuturkan sejarah, namun juga merangsang kebanggaan generasi muda Makau untuk mengenal, menjaga, dan melanjutkan warisan budaya mereka.
Galeri ini menjadi bukti konkret bahwa pelestarian budaya dapat berjalan beriringan dengan inovasi, pariwisata, dan kemajuan ekonomi. Dengan menyuguhkan narasi yang otentik dan pengalaman yang mengesankan, Grand Lisboa Palace Art Gallery membawa Makau selangkah lebih dekat menjadi pusat seni dan budaya yang diakui dunia.(*/gb)