GATRABALI.COM, BULELENG – Kesehatan ibu dan balita menjadi fokus utama dalam podcast Bincang Kominfo (Bikom) yang digelar di Ruang BCC Kominfosanti Buleleng.
Podcast ini menghadirkan Plt Kepala Dinas Kesehatan Buleleng, dr. Arya Nugraha, dan dr. I Wayan Parna Parianta, anggota Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia, untuk membahas tantangan dan solusi dalam meningkatkan kesehatan ibu dan balita di Indonesia.
Dalam sesi podcast, dr. Arya Nugraha menjelaskan bahwa RSUD Buleleng, sebagai rumah sakit tipe B dan rumah sakit pendidikan utama FK Undiksha, memiliki peran penting dalam program Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK). Program ini bertujuan untuk memberikan pelayanan emergensi kepada ibu hamil dan bayi baru lahir.
“Kami menghadapi tantangan besar terkait keterlambatan deteksi dan penanganan kasus kehamilan berisiko tinggi, terutama di daerah terpencil. Untuk itu, kami mendorong rumah sakit tipe C dan D di wilayah untuk memperkuat penanganan kasus agar tidak selalu dirujuk ke RSUD,” ungkap dr. Arya Nugraha pada Selasa 13 Agustus 2024.
Dr. Arya juga menekankan pentingnya kesadaran masyarakat mengenai kesehatan selama kehamilan dan masa pertumbuhan anak.
“Sarana dan prasarana sudah memadai, tetapi kesadaran masyarakat adalah kunci utama. Kami berharap masyarakat lebih aktif dalam memanfaatkan layanan kesehatan yang ada,” jelasnya.
RSUD Buleleng telah menyiapkan fasilitas lengkap seperti UGD, poliklinik, dan ruang rawat bersalin, serta memiliki tugas tambahan untuk membimbing rumah sakit lain dalam pelayanan PONEK.
“Kami berkomitmen untuk menurunkan angka kematian ibu dan mengatasi stunting melalui pelayanan emergensi yang terintegrasi,” tambahnya.
Sementara itu, dr. I Wayan Parna Parianta membagikan informasi mengenai pemetaan rumah sakit swasta yang siap menangani kasus darurat kehamilan.
“Pemetaan ini penting untuk mengetahui daerah yang membutuhkan perhatian khusus dan akan menjadi masukan bagi Dinas Kesehatan,” katanya.
Upaya deteksi awal dan screening risiko tinggi dilakukan dengan melibatkan dokter spesialis kandungan dan anak di puskesmas-puskesmas. Program edukasi dan pelatihan bagi dokter dan bidan juga menjadi fokus, dengan tujuan meningkatkan kompetensi dan kualitas pelayanan.
“Pelatihan ini meliputi penanggulangan kasus darurat dan deteksi awal masalah kesehatan ibu dan anak. Kami berharap dengan pelatihan ini, kesalahan atau kelalaian dapat diminimalkan,” ujar dr. I Wayan Parna Parianta.
Dr. Arya Nugraha juga menyoroti pentingnya dukungan pemerintah dalam mengatasi masalah pendanaan untuk ibu hamil.
“Masalah pembiayaan sering kali menjadi penghalang bagi ibu hamil untuk mendapatkan perawatan yang diperlukan. Kami berharap ada dukungan lebih lanjut dari pemerintah untuk mengatasi kendala ini,” tutupnya.
Dengan kolaborasi antara pemerintah, rumah sakit, dan masyarakat, diharapkan angka kematian ibu dan balita dapat menurun secara signifikan.
“Ini adalah tanggung jawab bersama. Dengan kerja sama yang baik, kami yakin bisa mencapai target kesehatan ibu dan anak yang lebih baik di masa depan,” pungkas dr. Arya Nugraha.(adv/gb)